Fatah Serukan Hamas untuk Melepas Kontrol Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan yang Memburuk
Fatah Menyerukan Hamas untuk Mundur dari Gaza Demi Keselamatan Warga Sipil
Partai Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, telah mengeluarkan seruan mendesak kepada Hamas untuk melepaskan kendali atas Jalur Gaza. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk dan potensi hilangnya nyawa warga sipil Palestina akibat konflik yang berkelanjutan antara Hamas dan Israel. Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan mendalam atas dampak perang yang menghancurkan terhadap penduduk Gaza.
Juru bicara Fatah, Monther Al Hayek, dalam pernyataannya yang disiarkan dari Gaza, menekankan perlunya Hamas untuk menunjukkan "belas kasihan kepada Gaza, anak-anaknya, perempuan dan laki-laki." Ia berpendapat bahwa mempertahankan kekuasaan hanya akan memperburuk penderitaan yang dialami oleh warga Palestina di wilayah tersebut. Hayek menambahkan bahwa Fatah percaya bahwa langkah yang paling bertanggung jawab yang dapat diambil Hamas adalah dengan menyerahkan kendali atas Gaza dan memungkinkan Otoritas Palestina yang sah untuk mengambil alih.
Sejarah Konflik Internal Palestina
Hubungan antara Fatah dan Hamas telah lama tegang. Hamas merebut kekuasaan di Gaza pada tahun 2007 setelah konflik berdarah dengan Fatah, yang sebelumnya mengendalikan wilayah tersebut sebagai bagian dari Otoritas Palestina. Sejak itu, berbagai upaya rekonsiliasi antara kedua faksi telah gagal mencapai terobosan yang signifikan, meninggalkan Palestina terpecah secara politik dan geografis.
Seruan Fatah muncul setelah berbulan-bulan pertempuran sengit antara Hamas dan Israel. Konflik terbaru dipicu oleh serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan penculikan ratusan warga Israel. Israel merespons dengan serangan udara dan operasi darat besar-besaran di Gaza, yang menyebabkan kerusakan luas dan krisis kemanusiaan yang parah.
Konsekuensi Perang dan Ancaman Israel
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas di pihak Palestina telah mencapai hampir 50.000 jiwa. Sementara itu, data dari Israel menunjukkan bahwa serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober menyebabkan lebih dari 1.200 kematian, sebagian besar warga sipil. Situasi ini diperburuk oleh ancaman Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang menyatakan bahwa Israel dapat mencaplok sebagian wilayah Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan sandera yang tersisa. Dari 251 orang yang diculik, 58 di antaranya masih ditahan, dan militer Israel meyakini bahwa 34 dari mereka telah meninggal dunia.
Seruan Fatah untuk Hamas agar melepaskan kekuasaan merupakan indikasi keputusasaan yang mendalam atas situasi di Gaza. Tidak jelas apakah Hamas akan mengindahkan seruan tersebut, mengingat sejarah konflik dan perbedaan ideologis yang mendalam antara kedua kelompok. Namun, seruan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk solusi politik yang dapat mengakhiri penderitaan warga sipil Palestina dan membuka jalan bagi perdamaian yang berkelanjutan.