Kisah Pemudik: Tertinggal Kereta Akibat Macet, Citra Rela Beli Tiket Baru dan Menginap Semalam di Stasiun Senen Demi Bertemu Keluarga di Yogyakarta

Drama Mudik: Perjuangan Citra Mengejar Silaturahmi ke Yogyakarta

Mudik Lebaran, sebuah tradisi tahunan yang sarat makna, seringkali diwarnai dengan berbagai cerita suka dan duka. Bagi Citra Dewi (45), mudik tahun ini menjadi pengalaman tak terlupakan yang mengajarkan tentang arti kesabaran dan pengorbanan demi keluarga. Perjalanan Citra menuju kampung halaman di Yogyakarta dipenuhi drama, mulai dari kemacetan Jakarta hingga harus menginap di stasiun.

Citra telah mempersiapkan mudiknya jauh-jauh hari. Empat puluh hari sebelum Lebaran, ia berhasil mendapatkan tiket kereta api promo seharga Rp 290 ribu per kursi untuk lima orang. Tiket tersebut diharapkan menjadi jaminan kelancaran perjalanan menuju Lempuyangan, Yogyakarta. Namun, takdir berkata lain. Malam sebelum keberangkatan, Jakarta dilanda kemacetan parah. Citra dan keluarga yang berangkat dari Ciledug, terjebak dalam lalu lintas yang mengular.

"Seharusnya kita berangkat tadi malam, tapi karena malam Minggu jalanan Jakarta macet sekali. Padahal kita sudah memperkirakan perjalanan dari Ciledug ke Stasiun Pasar Senen itu 1,5 jam dengan kondisi macet. Ternyata, perkiraan itu meleset, kita terlambat enam menit," ungkap Citra saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (23/3/2025).

Keterlambatan itu berakibat fatal. Tiket kereta yang sudah di tangan hangus. Citra sempat panik. Ia khawatir tidak akan mendapatkan tiket pengganti, mengingat persiapan mudik sudah dilakukan dengan matang. Ia kemudian mencoba peruntungannya dengan memeriksa situs penjualan tiket kereta api. Keajaiban terjadi, masih ada lima kursi kosong untuk keberangkatan berikutnya.

"Otomatis tiket kita hangus. Sebenarnya kami sudah khawatir tidak kebagian tiket karena tiket pulang ke sini juga sudah ada," kata Citra dengan nada cemas.

Citra kemudian mencari informasi di loket stasiun. Petugas menyarankan untuk mencoba membeli tiket secara online untuk keberangkatan pagi. Tiket go show baru tersedia tiga jam sebelum keberangkatan, sementara loket baru dibuka pukul 03.30 WIB. Citra tiba di stasiun pukul 23.30. Beruntung, Citra berhasil mendapatkan tiket kereta api untuk tanggal 23 Maret 2024 melalui aplikasi KAI Access. Namun, ia tidak ingin kejadian serupa terulang. Bersama keempat anaknya, Citra memutuskan untuk menginap di Stasiun Senen.

"Akhirnya saya buka KAI Access, Alhamdulillah masih ada tiket untuk keberangkatan hari berikutnya, tanggal 23 ini, dengan kereta yang sama. Jadi, kita sudah dapat tiket untuk nanti malam. Daripada kita mondar-mandir pulang lagi ke rumah, sudah kita stay saja di stasiun. Keretanya jam 23.20 WIB, jadi sekitar 24 jam menunggu," jelasnya.

Keputusan untuk membeli tiket baru dan menginap di stasiun tentu saja berdampak pada anggaran mudik Citra. Ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli tiket seharga Rp 350 ribu, padahal sebelumnya ia mendapatkan harga promo Rp 290 ribu. Namun, bagi Citra, kebahagiaan anak-anaknya dan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan keluarga di Yogyakarta jauh lebih berharga.

"Walaupun ada drama di balik kehilangan tiket, tapi ya mau bagaimana lagi, kita mau ketemu sama keluarga. Kita bela-belain biar silaturahmi tetap terjalin. Ada hikmahnya, walaupun sedikit nyesek," imbuhnya.

Citra mengaku sudah lima tahun tidak pulang kampung. Kerinduan yang mendalam pada keluarga dan suasana Yogyakarta menjadi motivasi utama untuk tetap melanjutkan perjalanan mudik, meski harus menghadapi berbagai rintangan. Kisah Citra adalah cerminan dari semangat pantang menyerah dan pengorbanan yang seringkali mewarnai perjalanan mudik Lebaran.

Hikmah di Balik Keterlambatan

Pengalaman yang dialami Citra mengajarkan beberapa hal penting, antara lain:

  • Perencanaan yang matang: Mudik Lebaran membutuhkan perencanaan yang matang, termasuk memperhitungkan waktu perjalanan, terutama jika melewati daerah rawan macet.
  • Fleksibilitas: Dalam perjalanan, terkadang terjadi hal-hal yang tidak terduga. Penting untuk memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah.
  • Prioritaskan silaturahmi: Bagi sebagian orang, mudik bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga kesempatan untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Semangat inilah yang seharusnya menjadi prioritas utama.

Kisah Citra menjadi pengingat bahwa mudik Lebaran bukan hanya tentang sampai tujuan, tetapi juga tentang perjalanan itu sendiri. Di balik setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Semangat Citra untuk bertemu keluarga di Yogyakarta patut diacungi jempol, dan semoga perjalanannya kali ini berjalan lancar tanpa hambatan berarti.