Cuaca Ekstrem Picu Gagal Panen Durian di Gunungkidul
Cuaca Ekstrem Picu Gagal Panen Durian di Gunungkidul
Petani durian di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghadapi kerugian signifikan akibat gagal panen yang melanda perkebunan mereka tahun ini. Penurunan produksi durian yang drastis dilaporkan terjadi di berbagai wilayah, khususnya di Kapanewon Patuk. Salah satu petani, Sukadi, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi kebunnya yang mengalami gagal panen hampir total. Biasanya kebunnya menghasilkan ribuan buah durian, namun tahun ini hanya menghasilkan sekitar 150 buah saja. Kondisi ini merupakan pukulan telak bagi petani yang menggantungkan penghasilannya pada komoditas unggulan tersebut.
Sukadi, yang memiliki sekitar 10 pohon durian produktif dan 24 pohon yang seharusnya mulai berbuah, menjelaskan bahwa penurunan hasil panen ini tidak hanya terjadi pada kebunnya. Produksi durian di setiap pohonnya anjlok drastis. Dari yang biasanya mampu menghasilkan 300 buah per pohon, kini hanya menghasilkan sekitar 60 buah, itupun hanya dari empat pohon saja. Ia menduga, perubahan pola hujan yang ekstrem menjadi penyebab utama kegagalan panen ini. Hujan deras yang terjadi pada masa pembungaan menyebabkan bunga durian rontok sebelum sempat berkembang menjadi buah. Proses pembungaan terganggu karena curah hujan yang tinggi, sehingga bunga digantikan dengan tunas daun baru.
Senada dengan Sukadi, Sudiyono, Ketua Kelompok Tani Kencono Mukti Embung Nglanggeran, juga membenarkan penurunan drastis hasil panen durian tahun ini. Ia mencatat bahwa sekitar 40 persen dari bunga durian yang muncul gagal berkembang menjadi buah. Sudiyono menambahkan bahwa cuaca ekstrem pada akhir tahun 2024, saat pohon durian sedang berbunga, menjadi faktor utama penyebab kegagalan tersebut. Hujan deras dengan intensitas tinggi membasahi bunga durian yang masih muda, sehingga mengganggu proses pembuahan. Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun lalu, di mana keberhasilan panen mencapai 90 persen.
Wilayah Kapanewon Patuk dikenal sebagai salah satu sentra penghasil durian di Gunungkidul. Beragam varietas durian lokal dikembangkan di wilayah ini, mulai dari durian Kencono Rukmi hingga varietas unggul seperti Duri Hitam, Bawor, Musang King, dan Monthong. Gagal panen ini tidak hanya berdampak pada pendapatan para petani, tetapi juga berpotensi mengganggu pasokan durian di pasaran. Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini, dan mencari solusi untuk membantu para petani durian agar dapat mengatasi dampak buruk cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Dampak yang ditimbulkan dari gagal panen durian di Gunungkidul meliputi:
- Penurunan pendapatan petani: Gagal panen menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani durian.
- Gangguan pasokan durian: Penurunan produksi berdampak pada ketersediaan durian di pasaran.
- Kerusakan lingkungan: Cuaca ekstrem dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan pertanian.
- Ancaman terhadap ketahanan pangan lokal: Gagal panen dapat mengancam ketahanan pangan lokal khususnya di Gunungkidul.
Kejadian ini menjadi peringatan serius akan dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Strategi mitigasi dan adaptasi perlu segera disusun dan diterapkan untuk menghadapi tantangan ke depan.