Tragedi Yahukimo: Gelombang Pengungsian Akibat Serangan OPM yang Menewaskan Tenaga Pendidik dan Kesehatan

Evakuasi Massal di Yahukimo Pasca-Serangan Brutal OPM

Gelombang pengungsian melanda Distrik Yahukimo, Papua Pegunungan, menyusul serangan brutal yang dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Serangan tersebut merenggut nyawa enam tenaga pendidik dan tenaga kesehatan (nakes), memicu kepanikan dan trauma di kalangan masyarakat setempat. Sebanyak 63 warga, yang mayoritasnya adalah para tenaga kesehatan dan guru, telah dievakuasi dari wilayah konflik.

Detail Evakuasi dan Wilayah Terdampak

Proses evakuasi melibatkan 58 tenaga kesehatan dan guru, serta empat anak-anak dan seorang warga sipil. Mereka diungsikan dari enam distrik yang paling terdampak serangan, yaitu Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma, dan Kabiyanggama. Pesawat Adventist Aviation menjadi tumpuan harapan, mengangkut para pengungsi ke tempat yang lebih aman melalui bandara Wamena pada hari Sabtu, 22 Maret 2025.

Upaya Identifikasi Korban dan Respons Aparat Keamanan

Kolonel Inf Candra Kurniawan, Kapendam XVII/Cenderawasih, menyampaikan bahwa aparat keamanan terus berupaya mengevakuasi jenazah para korban yang belum dievakuasi akibat kejadian tersebut. Selain itu, proses pendataan korban terdampak juga masih berlangsung intensif.

Identifikasi awal mengungkapkan empat dari enam korban tewas, yaitu:

  • Saudari T (Guru)
  • Saudari F (Guru)
  • Saudara F (Guru)
  • Saudara I (Tenaga Kesehatan)

Identitas dua korban lainnya masih dalam proses pendataan.

Kronologi Serangan dan Dampak Kerusakan

Serangan OPM terjadi pada hari Jumat, 21 Maret 2025, di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Yahukimo. Selain menelan korban jiwa, kelompok tersebut juga melakukan pembakaran terhadap empat bangunan sekolah dan satu rumah guru. Tindakan ini dikecam keras oleh berbagai pihak sebagai pelanggaran berat terhadap kemanusiaan.

Kecaman dan Langkah Selanjutnya

Kapendam XVII/Cenderawasih mengecam tindakan OPM sebagai kejahatan kemanusiaan yang biadab, karena dengan sengaja membunuh dan membakar hidup-hidup para guru, serta menghancurkan fasilitas pendidikan. Pihak berwenang berjanji akan meningkatkan keamanan di wilayah tersebut dan melakukan pengejaran terhadap para pelaku kejahatan. Pemerintah daerah juga berupaya memberikan bantuan dan dukungan psikologis kepada para pengungsi dan keluarga korban.

Dampak Psikologis dan Upaya Pemulihan

Trauma mendalam dirasakan oleh para pengungsi dan masyarakat Yahukimo secara keseluruhan. Kehilangan orang-orang terdekat, ditambah dengan ketidakpastian akan masa depan, menciptakan luka psikologis yang membutuhkan penanganan serius. Pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan berupaya menyediakan layanan konseling dan dukungan psikososial untuk membantu masyarakat memulihkan diri dari trauma.

Solidaritas dan Harapan

Tragedi di Yahukimo telah membangkitkan solidaritas dari berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia. Bantuan dan dukungan terus mengalir untuk meringankan beban para pengungsi dan keluarga korban. Di tengah kesedihan dan keputusasaan, harapan akan perdamaian dan keadilan tetap menyala di hati masyarakat Yahukimo.