Eskalasi Konflik Gaza: Serangan Israel Merenggut Nyawa Pimpinan Politik Hamas dan Memperluas Target di Rafah
Eskalasi Konflik Gaza: Serangan Israel Merenggut Nyawa Pimpinan Politik Hamas dan Memperluas Target di Rafah
Khan Younis, Gaza Selatan - Gelombang kekerasan kembali melanda Jalur Gaza seiring dengan meningkatnya intensitas serangan militer Israel yang kini telah memasuki hari keenam. Serangan udara yang menyasar wilayah Gaza Selatan dilaporkan telah menewaskan Salah al-Bardaweel, seorang tokoh politik senior dari gerakan Hamas, beserta istrinya. Kabar duka ini pertama kali disebarluaskan oleh media yang terafiliasi dengan Hamas, yang menyebutkan bahwa serangan tersebut terjadi di Khan Younis.
Konfirmasi independen mengenai kematian Bardaweel belum dapat diperoleh dari pihak Israel, yang hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, duka mendalam atas kepergian Bardaweel telah diungkapkan oleh Taher Al-Nono, penasihat media pimpinan Hamas, melalui unggahan di platform media sosial Facebook.
Intensifikasi serangan Israel tidak hanya terbatas pada wilayah selatan. Saksi mata melaporkan bahwa suara ledakan terdengar di seluruh Jalur Gaza, dari utara hingga selatan, pada Minggu pagi. Pesawat-pesawat tempur Israel dilaporkan menggempur sejumlah target yang tersebar di berbagai area, menandai peningkatan signifikan dalam operasi militer yang dimulai sejak hari Selasa.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 18 warga Palestina telah kehilangan nyawa dalam serangkaian serangan Israel yang menyasar Rafah dan Khan Younis pada hari Minggu. Sementara itu, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengeluarkan peringatan evakuasi melalui platform X, yang ditujukan kepada penduduk di lingkungan Tel Al-Sultan, Rafah barat. Peringatan tersebut mengindikasikan bahwa militer Israel akan melancarkan serangan besar-besaran di Rafah barat dengan dalih memberantas "organisasi teroris".
Hamas mengecam tindakan Israel, menuduh bahwa serangan yang menewaskan Bardaweel dan istrinya merupakan pelanggaran berat. Menurut pernyataan Hamas, Bardaweel sedang melaksanakan ibadah bersama istrinya ketika sebuah rudal Israel menghantam tenda tempat mereka berlindung di Khan Younis. Hamas menegaskan bahwa "darah Bardaweel, darah istrinya, dan darah para martir lainnya akan terus menyulut pertempuran pembebasan dan kemerdekaan. Musuh kriminal tidak akan mampu mematahkan tekad dan keinginan kami."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah berulang kali menyatakan bahwa tujuan utama dari operasi militer ini adalah untuk menghancurkan Hamas sebagai entitas militer dan pemerintahan. Netanyahu juga menyatakan bahwa kampanye militer yang baru ini bertujuan untuk memaksa Hamas menyerahkan para sandera yang masih ditawan.
Sebelumnya, pada hari Selasa, serangan Israel juga telah merenggut nyawa sejumlah tokoh penting Hamas, termasuk kepala pemerintahan de facto Hamas, Essam Addalees, dan kepala keamanan internal Mahmoud Abu Watfa. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa setidaknya 400 orang, yang mayoritas adalah wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut.
Petugas medis Palestina juga melaporkan bahwa sebuah rumah di Rafah menjadi sasaran serangan udara Israel, menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka. Hamas menuduh Israel melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata bulan Januari dengan menolak untuk memulai negosiasi yang bertujuan mengakhiri konflik dan menarik pasukan Israel dari Gaza. Kendati demikian, Hamas menyatakan bahwa mereka masih bersedia untuk bernegosiasi dan sedang mempelajari proposal "jembatan" yang diajukan oleh utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.