Tragedi Yahukimo: Serangan OPM Renggut Nyawa Guru dan Lukai Enam Lainnya, TNI Lakukan Evakuasi

Serangan Brutal OPM di Yahukimo Tewaskan Guru dan Lukai Enam Lainnya, TNI Tingkatkan Keamanan

Gelombang kekerasan kembali menerjang wilayah Papua Pegunungan, kali ini menyasar para tenaga pendidik di Distrik Anggruk, Yahukimo. Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan melakukan serangan brutal yang mengakibatkan seorang guru meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka. Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III telah mengonfirmasi peristiwa tragis ini dan tengah berupaya mengevakuasi para korban serta meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.

Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letkol Inf Gustiawan, mengungkapkan bahwa serangan terjadi pada hari Jumat (21/3) sekitar pukul 17.00 WIT. Para guru menjadi sasaran setelah tempat mereka mengajar dibakar oleh kelompok bersenjata OPM. Aksi keji ini tidak hanya merenggut nyawa seorang guru, Rosalina (30), yang ditemukan dengan luka mengenaskan akibat kekerasan, tetapi juga menimbulkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat, terutama para guru dan siswa.

"Korban sebanyak 7 orang, yang diketahui salah satunya bernama ibu Rosalina usia 30 tahun, ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan," tegas Letkol Inf Gustiawan.

Selain Rosalina, tiga guru lainnya mengalami luka berat dan membutuhkan perawatan intensif, yaitu:

  • Bapak Vidi
  • Bapak Cosmas
  • Ibu Tari

Sementara itu, tiga guru lainnya mengalami luka ringan dan mendapatkan perawatan medis, yaitu:

  • Ibu Vanti
  • Ibu Paskalia
  • Ibu Irmawati

Proses evakuasi korban pembunuhan telah berhasil dilakukan di bawah pengamanan ketat TNI. Letkol Inf Gustiawan menjelaskan bahwa timnya menghadapi tantangan medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata selama proses evakuasi. Namun, berkat koordinasi yang baik, jenazah Rosalina dan para korban luka berhasil dibawa ke Bandara Dekai Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut dan perawatan medis.

Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh proses evakuasi dan memastikan keamanan di wilayah tersebut. Ia menyatakan bahwa Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara untuk melindungi seluruh warga negara, termasuk para tenaga pendidik, agar dapat hidup dan bekerja dengan aman.

"Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara dalam memastikan setiap warga negara, termasuk tenaga pendidik, dapat hidup dan bekerja dengan aman," ungkap Mayjen TNI Lucky Avianto.

Saat ini, aparat keamanan masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan meningkatkan patroli di wilayah-wilayah rawan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Mayjen TNI Lucky Avianto mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang demi menjaga keamanan bersama. Kejadian ini menjadi pengingat akan tantangan besar yang dihadapi dalam menciptakan kedamaian dan keamanan di Papua, serta pentingnya kehadiran negara untuk melindungi seluruh warganya.

Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan sempat menyampaikan informasi mengenai enam guru dan tenaga kesehatan yang tewas akibat aksi teror OPM. Informasi tersebut kemudian diklarifikasi oleh TNI dengan data yang lebih akurat.