Menyikapi Kenakalan Anak: Tiga Pilar Pendidikan Islami Menurut Gus Faiz
Menyikapi Kenakalan Anak: Tiga Pilar Pendidikan Islami Menurut Gus Faiz
Anak, sebuah amanah terindah sekaligus ujian terberat bagi setiap pasangan suami istri. Kehadirannya adalah karunia Ilahi yang patut disyukuri, namun di balik keluguan dan keceriaannya, tersembunyi tanggung jawab besar untuk mendidik dan membimbingnya menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 28, harta dan anak-anak adalah ujian, dan di sisi Allah terdapat pahala yang besar.
Menyadari hal ini, orang tua dituntut untuk memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi berbagai fase perkembangan anak, termasuk ketika mereka mulai menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, atau yang kerap kita sebut dengan kenakalan. Lalu, bagaimana seharusnya orang tua menyikapi kenakalan anak dengan bijak dan efektif?
Gus Faiz, Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, memberikan pencerahan terkait hal ini dalam sebuah kesempatan. Beliau menekankan tiga kunci utama dalam mendidik anak yang mulai nakal, yang berlandaskan pada nilai-nilai Islami:
1. Kesabaran Tanpa Batas
Kesabaran adalah fondasi utama dalam mendidik anak. Gus Faiz mengingatkan bahwa anak adalah karunia sekaligus ujian dari Allah SWT. Ketika anak mulai menunjukkan kenakalan, membangkang, atau membantah, hal pertama yang harus ditanamkan dalam diri orang tua adalah kesabaran. Mendidik anak membutuhkan kesabaran yang tak bertepi. Kesabaran yang dimiliki kedua orang tua dalam menghadapi perilaku anak dalam bentuk apa pun menjadi modal utama kekuatan bagi orang tua untuk mendidik anaknya.
Kenakalan anak bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah proses yang harus dilalui dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Orang tua harus mampu mengendalikan emosi dan tidak terpancing untuk marah atau memberikan hukuman yang berlebihan. Sebaliknya, berikanlah anak ruang untuk berekspresi dan mencoba memahami apa yang menjadi penyebab kenakalannya.
2. Nasihat dengan Cara yang Baik
Selain kesabaran, memberikan nasihat dengan cara yang baik juga merupakan kunci penting dalam mendidik anak. Gus Faiz mencontohkan bagaimana para nabi terdahulu, seperti Nabi Yaqub AS, memberikan nasihat kepada anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan.
Nasihat yang disampaikan dengan cara yang baik akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Hindari memberikan nasihat dengan nada yang menggurui atau menyalahkan. Sebaliknya, gunakanlah bahasa yang lembut, ramah, dan mudah dimengerti oleh anak. Berikan penjelasan yang logis dan rasional mengapa perilaku tersebut tidak baik dan apa dampaknya bagi dirinya dan orang lain.
3. Doa yang Tak Pernah Putus
Kunci ketiga yang tak kalah penting adalah doa. Gus Faiz mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim AS yang senantiasa bermunajat dan mendoakan anaknya agar menjadi anak yang saleh. Doa adalah senjata utama seorang muslim, termasuk dalam mendidik anak.
Berdoalah kepada Allah SWT agar anak kita diberikan hidayah, petunjuk, dan kekuatan untuk menjadi pribadi yang baik dan bertakwa. Panjatkan doa-doa terbaik untuknya, bukan hanya ketika ia sedang baik, tetapi juga ketika ia sedang melakukan kesalahan. Yakinlah bahwa doa orang tua akan senantiasa didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Dengan mengamalkan ketiga kunci ini, diharapkan para orang tua dapat lebih bijak dan efektif dalam mendidik anak-anaknya, terutama ketika mereka mulai menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan. Ingatlah, anak adalah amanah yang harus dijaga dan dibimbing dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kenakalan anak bukanlah sebuah aib, melainkan sebuah tantangan yang harus dihadapi bersama dengan cinta dan doa.
Disclaimer: Artikel ini merupakan interpretasi dan pengembangan dari inti pesan yang disampaikan oleh Gus Faiz. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk menyaksikan langsung ceramah atau kajian beliau.