'Qodrat 2': Pendalaman Spiritual dan Aksi Artistik

Film horor religi 'Qodrat 2' menjanjikan pengalaman yang lebih mendalam dari film pertamanya. Vino G. Bastian, pemeran utama sekaligus tokoh sentral Ustaz Qodrat, memberikan bocoran mengenai perbedaan signifikan antara 'Qodrat' pertama dan sekuelnya yang sangat dinantikan.

Dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Vino menjelaskan bahwa 'Qodrat 2' masih akan berfokus pada tema sentral keimanan, tetapi dengan penekanan yang lebih kuat pada pergulatan batin Ustaz Qodrat. Perjalanan spiritualnya akan diuji dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Ibadah Terpanjang dan Terberat

Vino menyoroti bahwa film ini akan mengeksplorasi konsep pernikahan sebagai ibadah terpanjang dan terberat dalam hidup manusia. Ustaz Qodrat dihadapkan pada tantangan besar setelah kehilangan putranya, Alif, dan kini harus berjuang untuk menyelamatkan istrinya, Azizah. Perjuangan ini menjadi simbol dari bagaimana seorang imam dalam rumah tangga harus menghadapi naik turunnya keimanan.

"Ibadah terbesar dan terpanjang seorang manusia itu adalah berumah tangga, menikah, punya istri, punya suami," ungkap Vino, menggambarkan betapa beratnya tanggung jawab yang diemban Ustaz Qodrat.

Ia menambahkan, kesulitan mencapai keimanan yang stabil dalam rumah tangga adalah tema sentral yang akan dieksplorasi dalam film ini. Setelah kehilangan anaknya, perjuangan Qodrat menyelamatkan istrinya menjadi metafora tentang bagaimana seorang pemimpin keluarga bergulat dengan imannya.

Bukan Sekadar Ustaz

Karakter Qodrat, menurut Vino, tidak pernah secara eksplisit menyebut dirinya sebagai ustaz. Panggilan tersebut lebih sering datang dari orang-orang di sekitarnya. Bagi Qodrat, gelar ustaz adalah beban berat dan sakral. Namun, ketika menghadapi masalah pelik, ia menyadari bahwa satu-satunya pertolongan yang dapat diandalkan hanyalah dari Tuhan.

Sentuhan Artistik dalam Adegan Aksi

Selain pendalaman tema keimanan, 'Qodrat 2' juga akan menawarkan sesuatu yang baru dalam hal adegan aksi. Vino dan sutradara Charles Gozali sepakat untuk menghindari pengulangan formula dari film pertama. Mereka ingin menyajikan adegan perkelahian yang lebih artistik dan berkelas.

"Kita pengen bikin adegan fight yang nggak monoton, nggak repetitif seperti yang pertama. Kita pengen yang lebih art, kita pengen yang lebih classy," jelas Vino.

Inspirasi dari berbagai seni bela diri, termasuk silat, akan diintegrasikan dalam adegan aksi, menciptakan visual yang lebih menarik dan dinamis. Tujuannya adalah memberikan pengalaman menonton yang segar dan berbeda.

Berikut poin-poin perbedaan adegan aksi di Film Qodrat:

• Film Qodrat pertama: Adegan fight keras dengan Randy Pangalila
• Film Qodrat kedua: Adegan fight lebih artistik dan berkelas

Lebih dari Sekadar Ruqyah

Perbedaan lainnya terletak pada pendekatan terhadap ritual ruqyah. Jika di film pertama ruqyah menjadi fokus utama, di 'Qodrat 2' penekanan diberikan pada makna yang terkandung dalam doa dan salat yang dialami oleh Azizah. Film ini ingin mengajak penonton untuk merenungkan arti dari setiap bacaan dalam salat, yang seringkali diucapkan tanpa pemahaman mendalam.

"Yang paling penting itu bukan rukiahnya, tapi apa yang dibaca oleh Qodrat. Kalau dibaca subtitlenya (bacaan Salat) itu dalem banget sebetulnya. Artinya itu dalem banget," papar Vino.

Harapannya, 'Qodrat 2' tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga memberikan ruang bagi penonton untuk merenungkan nilai-nilai spiritual yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Jadwal Tayang dan Jajaran Bintang

'Qodrat 2', yang disutradarai oleh Charles Gozali, dijadwalkan tayang di bioskop pada Lebaran 2025. Film ini dibintangi oleh Vino G. Bastian, Acha Septriasa, Della Dartyan, Donny Alamsyah, dan Jason Bangun. Kisah 'Qodrat 2' berpusat pada perjuangan Ustaz Qodrat mencari istrinya, Azizah, yang menjadi incaran iblis di tengah duka kehilangan anak.

Dengan kombinasi pendalaman spiritual, adegan aksi yang memukau, dan jajaran bintang ternama, 'Qodrat 2' menjanjikan pengalaman menonton yang tak terlupakan. Film ini diharapkan dapat menjadi tontonan yang menghibur sekaligus menggugah kesadaran spiritual bagi para penontonnya.