Penahanan Ekrem Imamoglu: Gelombang Protes dan Tudingan Bermotif Politik Guncang Turki

Penahanan Imamoglu Picu Gelombang Protes Nasional

Penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, oleh otoritas Turki atas tuduhan korupsi dan terorisme, telah memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh negeri. Penahanan rival politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan ini, yang terjadi menjelang pengumuman pencalonannya sebagai kandidat presiden pada pemilihan 2028, telah memicu kecaman luas dari oposisi, masyarakat internasional, dan para pendukungnya.

Ribuan orang turun ke jalan di Istanbul dan lebih dari 55 provinsi lainnya, menyuarakan kemarahan mereka atas penahanan Imamoglu. Aksi demonstrasi ini, yang telah berlangsung selama berhari-hari, menjadi yang terbesar dalam lebih dari satu dekade di Turki, dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi anti huru hara yang mengakibatkan ratusan penangkapan.

Tudingan Bermotif Politik dan Reaksi Imamoglu

Imamoglu, yang membantah keras semua tuduhan terhadapnya, menyebut penahanannya sebagai tindakan "tidak bermoral dan tidak berdasar" yang bertujuan untuk merusak reputasi dan kredibilitasnya. Ia menekankan bahwa proses hukum yang dijalani tidak hanya merusak citra Turki di mata dunia internasional, tetapi juga menghancurkan kepercayaan publik terhadap sistem peradilan dan ekonomi negara.

Tudingan terhadap Imamoglu mencakup dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi dan membantu organisasi teroris. Penahanan tersebut terjadi beberapa jam setelah Universitas Istanbul mencabut gelar sarjananya dengan alasan gelar tersebut palsu, sebuah langkah yang dipandang oleh banyak orang sebagai upaya untuk menghalangi pencalonannya sebagai presiden, mengingat persyaratan kualifikasi pendidikan tinggi untuk jabatan tersebut.

Proses Hukum dan Keputusan Pengadilan

Setelah diinterogasi selama lima jam, Imamoglu resmi ditahan oleh pengadilan Turki sambil menunggu persidangan atas tuduhan korupsi. Meskipun demikian, pengadilan memutuskan untuk membebaskannya dengan tindakan pengawasan yudisial atas tuduhan terkait terorisme. Keputusan ini berpotensi menghalangi pemerintah untuk menunjuk wali kota sementara untuk menjalankan pemerintahan kota Istanbul.

Reaksi Domestik dan Internasional

Penahanan Imamoglu telah memicu reaksi keras dari partai oposisi utama CHP (Partai Rakyat Republik), para pemimpin Eropa, dan puluhan ribu pengunjuk rasa. Mereka mengecam tindakan tersebut sebagai tindakan yang dipolitisasi dan tidak demokratis. Wali Kota Ankara, Mansur Yavas, juga dari CHP, menyatakan bahwa penahanan Imamoglu merupakan "aib bagi sistem peradilan".

Situasi ini semakin memperdalam polarisasi politik di Turki dan menimbulkan pertanyaan serius tentang independensi sistem peradilan serta komitmen pemerintah terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Perkembangan selanjutnya dalam kasus ini akan terus dipantau dengan cermat oleh komunitas internasional.