UMKM Hampers Jawa Timur Putar Otak di Tengah Efisiensi Anggaran 2025: Inovasi Jadi Kunci Bertahan

UMKM Hampers Jawa Timur Putar Otak di Tengah Efisiensi Anggaran 2025: Inovasi Jadi Kunci Bertahan

Malang, Jawa Timur - Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah di awal tahun 2025 menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur, khususnya yang bergerak di sektor hampers Lebaran. Kenaikan harga bahan baku yang signifikan dan pergeseran perilaku konsumen menuntut kreativitas dan strategi bisnis yang adaptif. Kompas.com mewawancarai beberapa pelaku usaha hampers di Malang dan Surabaya untuk menggali bagaimana mereka menyiasati situasi ini tanpa mengkompromikan kualitas produk.

Inovasi Produk dan Strategi Pemasaran

Persaingan di pasar hampers semakin ketat dengan munculnya pemain-pemain baru. Melissa Juliani, pemilik Dkueh Malang, merasakan dampak langsung dari persaingan ini. Jika tahun lalu pesanan membludak sejak awal Ramadhan, tahun ini permintaan baru meningkat signifikan di minggu ketiga Ramadhan, bersamaan dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR).

"Awal Maret sudah banyak yang tanya-tanya, tapi orderan nggak seramai tahun lalu. Peningkatan baru terasa setelah THR cair," ungkap Melissa.

Untuk mempertahankan daya saing, Melissa berinovasi dengan menciptakan kue soes berbentuk bucket bunga yang unik dan eksklusif. Ia bahkan membuat sendiri bucket-nya untuk memastikan tampilan yang menarik.

"Saya bikin sendiri bucket-nya biar beda. Dengan kreasi seperti ini, harapannya tetap bisa bersaing di tengah banyaknya pilihan hampers," jelasnya.

Selain tampilan, Melissa juga memperhatikan daya tahan produk. Brownies kini menjadi alternatif pilihan dalam hampersnya, karena lebih awet dibandingkan kue soes.

Namun, tantangan utama tetap pada lonjakan harga bahan baku, terutama cokelat. Melissa memilih untuk mengurangi margin keuntungan daripada mengganti bahan berkualitas.

"Harga cokelat naiknya gila-gilaan. Kalau ganti mentega dengan margarin, rasanya beda. Jadi, saya pilih kurangi untung daripada turunkan kualitas. Tapi, ke depan mungkin ada penyesuaian harga," kata Melissa.

Strategi Ukuran dan Harga yang Fleksibel

Stefani Suryaningati, pemilik bisnis kue pie susu berkarakter di Surabaya, memilih pendekatan berbeda. Ia menyesuaikan ukuran dan varian produknya agar tetap terjangkau tanpa menaikkan harga secara signifikan.

"Biasanya saya jual kue mulai dari Rp 100 ribu ke atas. Tapi, tahun ini saya bikin ukuran lebih kecil, seperti spiku dan pie susu, biar lebih terjangkau," ujar Stefani.

Kualitas tetap menjadi prioritas utama bagi Stefani. Ia tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas, seperti keju Kraft, meskipun harga melambung tinggi.

"Saya tetap pakai bahan berkualitas, misalnya keju Kraft. Tidak ada bahan yang diganti meski harga naik. Lebih baik untungnya berkurang daripada kualitas menurun," tegasnya.

Inovasi produk menjadi kunci bagi Stefani untuk bertahan di industri yang kompetitif. Tahun ini, ia menghadirkan pie susu karakter dengan hiasan fondant warna-warni berbentuk karakter Lebaran.

"Ramadhan ini saya bikin beda, pie susu yang tebal seperti egg tart, dan saya tambahkan karakter warna-warni," kata Stefani.

Pasar Institusi yang Stabil

Berbeda dengan Melissa dan Stefani, Jenne Greensabeth, pemilik Layerspeech Surabaya, masih memiliki pasar yang stabil, terutama dari pesanan rutin instansi.

"Meskipun ada efisiensi, masih banyak yang punya tradisi bagi hampers. Segmen pelanggan saya sedikit beda, meski memang ada satu instansi yang tahun ini pesanannya berkurang karena sedang disorot," kata Jenne.

Beberapa instansi langganan bahkan memesan hingga 400 paket hampers sekaligus, yang membutuhkan waktu produksi tiga hari penuh.

"Untungnya, beberapa instansi sudah jadi pelanggan tetap, jadi permintaan masih ada," pungkas Jenne.

Di tengah tantangan efisiensi anggaran, para pelaku UMKM hampers di Jawa Timur menunjukkan resiliensi dan kreativitas yang tinggi. Inovasi produk, strategi harga yang fleksibel, dan pemeliharaan hubungan baik dengan pelanggan menjadi kunci untuk tetap bertahan dan bahkan berkembang di pasar yang dinamis ini. Optimisme tetap terjaga menjelang Lebaran 2025.

Daftar Strategi UMKM Bertahan

Berikut adalah daftar strategi UMKM untuk bertahan di tengah efisiensi anggaran: * Inovasi produk * Strategi pemasaran yang efektif * Menyesuaikan ukuran dan varian produk * Mempertahankan kualitas produk * Memelihara hubungan baik dengan pelanggan