Kesederhanaan Hunian dalam Perspektif Islam: Meneladani Rasulullah SAW
Kesederhanaan Hunian dalam Perspektif Islam: Meneladani Rasulullah SAW
Di tengah arus modernitas yang sering kali diwarnai dengan kemewahan dan tampilan mencolok, ajaran Islam menawarkan perspektif yang berbeda, khususnya dalam hal membangun hunian. Alih-alih berlomba-lomba menciptakan rumah megah sebagai simbol status, Islam menekankan pentingnya kesederhanaan dan fungsionalitas. Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai pembangunan rumah yang ideal?
Islam tidak melarang umatnya untuk memiliki rumah yang layak dan nyaman. Namun, esensi yang ditekankan adalah menghindari sikap berlebihan (israf) dan bermegah-megahan (tabzir). Hal ini selaras dengan anjuran Rasulullah SAW yang menekankan pentingnya kerendahan hati dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam membangun tempat tinggal.
Teladan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sendiri memberikan contoh nyata tentang kesederhanaan dalam hunian. Rumah beliau sangat sederhana, dengan perabotan yang minim dan tanpa kemewahan. Tempat tidur beliau hanya beralaskan ijuk yang dilapisi kain sederhana. Kesederhanaan ini bukan karena ketidakmampuan, melainkan sebagai bentuk keteladanan bagi umatnya agar tidak terbuai dengan gemerlap dunia.
Prinsip-Prinsip dalam Membangun Rumah Menurut Islam
Berikut adalah beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah berdasarkan ajaran Islam:
- Fungsionalitas: Prioritaskan fungsi utama rumah sebagai tempat berlindung dan beristirahat. Hindari membangun ruangan atau menambahkan ornamen yang tidak memiliki fungsi yang jelas.
- Efisiensi: Gunakan sumber daya secara efisien dan hindari pemborosan. Pilih material bangunan yang ramah lingkungan dan tahan lama.
- Kesederhanaan: Hindari desain yang rumit dan berlebihan. Pilih desain yang sederhana, fungsional, dan estetis.
- Keberkahan: Niatkan pembangunan rumah untuk mencari ridha Allah SWT. Gunakan harta yang halal dan hindari praktik-praktik yang melanggar syariat.
- Tidak Berlebihan: Islam melarang umatnya melakukan perbuatan berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam membangun rumah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 31: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
Hadits tentang Pembangunan Rumah
Ada sebuah hadits yang sering dikutip terkait dengan pembangunan rumah, yang menyatakan bahwa setiap pembelanjaan adalah karena Allah, kecuali pembelanjaan untuk membangun, tidak ada kebaikan atau pahala di dalamnya. Hadits ini perlu dipahami dalam konteks yang benar. Maksudnya adalah, pembangunan rumah yang berlebihan dan melampaui kebutuhan tidak akan mendatangkan pahala. Namun, membangun rumah yang layak dan sesuai dengan kebutuhan tetap diperbolehkan dan bahkan dianjurkan.
Kesimpulan
Membangun rumah adalah hak setiap Muslim. Namun, dalam melakukannya, penting untuk selalu berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Kesederhanaan, fungsionalitas, dan efisiensi adalah kunci utama dalam membangun hunian yang berkah dan diridhai Allah SWT. Dengan meneladani kesederhanaan Rasulullah SAW, kita dapat menciptakan rumah yang bukan hanya nyaman untuk ditinggali, tetapi juga menjadi tempat yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.