Sufyan ats-Tsauri: Keteguhan Ulama Zuhud dalam Menentang Kekuasaan dan Menolak Kemewahan Duniawi
Sufyan ats-Tsauri: Simbol Integritas dan Zuhud di Tengah Gelimang Kekuasaan
Sufyan ats-Tsauri, seorang tokoh ulama besar yang namanya harum dalam sejarah Islam, dikenal bukan hanya karena kedalaman ilmunya, tetapi juga karena kezuhudannya yang luar biasa dan keberaniannya dalam menghadapi penguasa. Ia adalah Abu Abdillah Sufyan bin Sa'id bin Masruq ats-Tsauri, seorang tabi'in yang hidup di era keemasan Islam dan mewariskan teladan berharga tentang kemandirian, integritas, dan ketakwaan.
Sufyan ats-Tsauri tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan. Ia menjadi seorang imam besar di bidang hadis, fikih, dan tasawuf. Namun, keahliannya dalam ilmu agama tidak membuatnya silau dengan gemerlap dunia. Ia justru memilih jalan zuhud, menjauhi kemewahan, dan menolak segala bentuk pemberian dari penguasa yang dianggapnya zalim.
Prinsip Hidup Sufyan ats-Tsauri
Sufyan ats-Tsauri mengajarkan bahwa seorang Muslim sejati harus mampu hidup mandiri dan tidak bergantung pada kekuasaan. Ia berpendapat bahwa kedekatan dengan penguasa seringkali membawa dampak buruk, seperti melemahkan prinsip-prinsip agama dan mengorbankan kebenaran demi kepentingan pribadi. Ia juga menekankan pentingnya hidup sederhana, menjauhi pemborosan, dan menghindari segala bentuk maksiat.
Sufyan ats-Tsauri mempraktikkan apa yang ia khotbahkan. Ia berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak perlu bergantung pada siapa pun. Ia juga tidak segan-segan menyampaikan nasihat kepada para penguasa, bahkan ketika nasihat itu terasa pahit. Ia selalu berani mengatakan kebenaran, meskipun harus menghadapi risiko.
Kisah Penolakan Sufyan ats-Tsauri terhadap Tawaran Khalifah
Salah satu kisah yang paling terkenal tentang Sufyan ats-Tsauri adalah ketika ia dipanggil menghadap Khalifah Abu Ja'far al-Manshur pada musim haji. Khalifah menawarkan untuk memenuhi segala kebutuhannya, tetapi Sufyan dengan tegas menolak. Ia justru mengingatkan khalifah tentang kezaliman dan penindasan yang terjadi di bumi, serta penderitaan yang dialami oleh anak-anak kaum Muhajirin dan Anshar.
Khalifah al-Manshur, yang merasa tersentuh dengan nasihat Sufyan, tetap berusaha memberikan sesuatu kepadanya. Namun, Sufyan tetap tidak bergeming. Ia pergi begitu saja tanpa meminta atau menerima apa pun. Kisah ini menunjukkan betapa teguhnya Sufyan ats-Tsauri dalam memegang prinsip dan betapa ia tidak tergiur dengan tawaran duniawi.
Warisan Sufyan ats-Tsauri
Sufyan ats-Tsauri meninggal dunia di kota Basrah pada tahun 161 H (778 M). Ia meninggalkan warisan berupa ilmu pengetahuan, keteladanan, dan inspirasi bagi umat Islam. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang pentingnya integritas, kemandirian, dan kezuhudan. Ia adalah contoh nyata seorang ulama yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keberanian moral dan keteguhan prinsip.
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat kita pelajari dari kisah Sufyan ats-Tsauri:
- Keberanian dalam menegakkan kebenaran: Sufyan ats-Tsauri tidak takut menghadapi penguasa zalim dan selalu berani menyampaikan kebenaran, meskipun harus menghadapi risiko.
- Kemandirian dan kezuhudan: Ia memilih hidup sederhana dan mandiri, sehingga tidak bergantung pada siapa pun dan terhindar dari godaan duniawi.
- Integritas: Ia selalu memegang teguh prinsip-prinsip agama dan tidak mau mengorbankan kebenaran demi kepentingan pribadi.
- Keteladanan: Ia mempraktikkan apa yang ia khotbahkan, sehingga menjadi contoh nyata bagi umat Islam.
Kisah Sufyan ats-Tsauri adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga integritas, hidup mandiri, dan berani menegakkan kebenaran, meskipun di tengah tekanan dan godaan duniawi. Semoga kita semua dapat meneladani sifat-sifat mulia beliau dan menjadi Muslim yang lebih baik.