IHSG Terkoreksi di Awal Pekan, Sentimen Pasar Belum Menemukan Arah
markdown Pasar modal Indonesia memulai pekan perdagangan dengan sentimen yang kurang menggembirakan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami koreksi pada awal sesi, melanjutkan tren pelemahan yang telah berlangsung dalam beberapa periode terakhir.
Pada pembukaan perdagangan Senin (24/3/2025), IHSG dibuka pada level 6.242,2. Tekanan jual kemudian mendorong indeks untuk terus merosot. Hingga pukul 09.20 WIB, IHSG berada di posisi 6.226,6, atau melemah sebesar 31 poin (0,50%). Pergerakan indeks hari ini mencatatkan level tertinggi di 6.269,9 dan level terendah di 6.194,5.
Aktivitas perdagangan di awal sesi menunjukkan nilai transaksi mencapai Rp 2,47 triliun, dengan volume 1,83 miliar saham yang diperdagangkan dalam 167.310 transaksi. Data pasar menunjukkan bahwa jumlah saham yang mengalami penurunan (334) lebih banyak dibandingkan saham yang menguat (140), sementara 142 saham lainnya stagnan.
Secara umum, kinerja IHSG menunjukkan tren penurunan dalam berbagai rentang waktu. Berikut rincian kinerja IHSG:
- Harian: Melemah
- Mingguan: Turun 3,76%
- Bulanan: Turun 7,72%
- Tiga Bulanan: Turun 15,76%
- Enam Bulanan: Turun 19,75%
- Year to Date (YTD): Turun 12,02%
- Setahun: Turun 14,64%
Analis pasar menilai bahwa koreksi IHSG di awal pekan ini dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sentimen global yang belum stabil dan kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Selain itu, aksi ambil untung (profit taking) oleh investor setelah kenaikan sebelumnya juga turut membebani pergerakan indeks.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar:
- Sentimen Global: Perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral dunia, dan isu-isu geopolitik dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap pasar saham Indonesia.
- Data Ekonomi Domestik: Rilis data-data ekonomi seperti inflasi, pertumbuhan PDB, dan tingkat pengangguran dapat memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian Indonesia dan mempengaruhi keputusan investasi.
- Kinerja Emiten: Laporan keuangan emiten dan prospek kinerja perusahaan juga menjadi pertimbangan penting bagi investor.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sektor ekonomi dan pasar modal dapat mempengaruhi sentimen investor.
Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan cermat dalam mengambil keputusan investasi, serta mempertimbangkan berbagai faktor risiko yang ada. Diversifikasi portofolio juga dapat membantu mengurangi risiko investasi.