IHSG Terkoreksi di Awal Perdagangan, Rupiah Tertekan Sentimen Global
IHSG Terkoreksi di Awal Perdagangan, Rupiah Tertekan Sentimen Global
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pergerakan yang kurang menggembirakan. Pada awal sesi, indeks saham utama Indonesia ini terpantau berada di zona merah, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan di pasar spot.
Data dari RTI menunjukkan bahwa pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada di level 6.230,51, mengalami penurunan sebesar 27,66 poin atau 0,44 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 6.242,23. Aktivitas perdagangan diwarnai oleh 121 saham yang menguat, 191 saham yang melemah, dan 213 saham yang stagnan. Nilai transaksi yang tercatat hingga saat ini mencapai Rp 773,66 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 557,01 juta saham.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa penurunan inflasi di Jepang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar. Meskipun inflasi secara umum mengalami penurunan dari 4 persen menjadi 3,7 persen (year-on-year), inflasi inti justru mengalami kenaikan tipis dari 2,5 persen menjadi 2,6 persen.
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari lembaga pemeringkat Moody's yang menilai ekonomi Indonesia tetap resilien berkat pertumbuhan yang stabil, kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel, serta dukungan dari sumber daya alam dan bonus demografi. Stabilitas makroekonomi yang terjaga ini mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level Baa2 dengan outlook stabil. Secara teknikal, Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support dan resistance berada di rentang 6.220–6.530.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menambahkan bahwa IHSG gagal melanjutkan tren kenaikannya dan saat ini menghadapi support di level 6.147. Penembusan di bawah level ini dapat memicu pengujian kembali terhadap support 5.996. Jika IHSG menembus di bawah support fraktal di 5.996, tren penurunan dapat berlanjut menuju 5.838. Rosanova juga mencatat level support IHSG berada di 6.147, 5.996, dan 5.838, sementara level resistennya di 6.445, 6.557, 6.663, dan 6.772. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.
Pergerakan bursa regional Asia juga bervariasi. Strait Times Singapura naik 0,04 persen, Shanghai Composite turun 0,06 persen, Nikkei 225 Jepang naik 0,07 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,28 persen.
Pelemahan Rupiah Tertekan Sentimen Eksternal
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini menunjukkan pelemahan. Data Bloomberg mencatat bahwa pada pukul 09.18 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.533,5 per dolar AS, melemah 32 poin atau 0,19 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 16.501,5 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS karena kebijakan tarif yang akan diberlakukan oleh pemerintahan Trump dalam waktu dekat. Pasar khawatir akan dampak negatif dari pengenaan tarif baru ini. Selain itu, meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah juga menambah kekhawatiran pasar.
Indeks dolar AS sendiri bergerak naik ke area 104,10 pagi ini, setelah sebelumnya bergerak di kisaran 103 pada akhir pekan lalu. Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah hari ini mengarah ke level 16.550, dengan potensi support di sekitar 16.400.