Polemik RDF Rorotan: Warga JGC Desak Relokasi Permanen Pascagantung Operasional

Protes Bau Tak Sedap, Warga Jakarta Garden City Tuntut Relokasi Permanen RDF Rorotan

Jakarta - Penghentian sementara operasional Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan di Jakarta Utara, pasca-demonstrasi besar-besaran warga, ternyata belum meredakan tuntutan warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur. Mereka justru mendesak agar fasilitas pengolahan sampah tersebut direlokasi secara permanen ke lokasi yang jauh dari permukiman warga.

"Warga masih belum puas dengan sekadar penghentian sementara," tegas Wahyu Andre, Ketua RT 18/RW 14 Klaster Shinano, Perumahan JGC, kepada awak media. Wahyu menjelaskan bahwa akar permasalahan terletak pada lokasi RDF Rorotan yang berada di tengah-tengah kawasan padat penduduk. Ia menambahkan, warga khawatir dampak buruk berkelanjutan meskipun pengelola RDF mengklaim menggunakan teknologi canggih.

Warga JGC menyuarakan kekhawatiran serius terkait dampak kesehatan dan lingkungan yang disebabkan oleh operasional RDF Rorotan. Bau busuk yang menyengat dan polusi asap hitam yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah telah mengganggu kualitas hidup mereka. Bahkan, laporan menunjukkan bahwa sejumlah anak-anak di perumahan tersebut mengalami masalah pernapasan (ISPA) dan infeksi mata yang diduga kuat berkaitan dengan polusi dari RDF Rorotan.

Tuntutan warga JGC sangat jelas: relokasi permanen RDF Rorotan. Mereka tidak ingin fasilitas tersebut tetap beroperasi di lokasi yang sama, terlepas dari janji perbaikan sistem atau penggunaan teknologi yang lebih canggih. Warga berpendapat bahwa risiko kesehatan dan lingkungan tetap ada selama RDF Rorotan berada di dekat permukiman.

Pemerintah Daerah Diminta Bertindak Cepat

Menanggapi keluhan warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya untuk menjembatani dialog antara warga dan pengelola RDF Rorotan. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, bahkan telah menemui langsung warga terdampak dan menawarkan sejumlah solusi, termasuk menanggung biaya pengobatan warga yang sakit dan berjanji untuk mencari cara agar RDF Rorotan tidak lagi menimbulkan bau dan polusi. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh warga JGC, yang tetap pada tuntutan relokasi permanen.

Konflik antara warga JGC dan pengelola RDF Rorotan telah berlangsung cukup lama. Warga telah berulang kali menyampaikan keluhan mereka terkait dampak negatif operasional RDF Rorotan. Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan warga pada Jumat (21/3/2025) menjadi puncak kekesalan mereka. Aksi tersebut memaksa pengelola RDF Rorotan untuk menghentikan sementara kegiatan pengolahan sampah.

Penghentian sementara operasional RDF Rorotan merupakan hasil mediasi antara warga dan pengelola RDF Plant Jakarta, yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU). Namun, kesepakatan ini hanya bersifat sementara dan belum menyelesaikan akar permasalahan. Warga JGC terus mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera mengambil tindakan tegas dan merelokasi RDF Rorotan ke lokasi yang lebih sesuai, demi kesehatan dan kenyamanan warga.

Daftar Keluhan dan Tuntutan Warga:

Berikut adalah rangkuman keluhan dan tuntutan utama warga Perumahan Jakarta Garden City terkait keberadaan RDF Rorotan:

  • Bau busuk yang menyengat: Bau tidak sedap mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup warga.
  • Polusi asap hitam: Asap tebal mencemari udara dan membahayakan kesehatan, terutama anak-anak dan lansia.
  • Peningkatan kasus ISPA dan infeksi mata: Diduga kuat akibat polusi dari RDF Rorotan.
  • Lokasi RDF Rorotan yang terlalu dekat dengan permukiman: Menimbulkan kekhawatiran akan dampak kesehatan dan lingkungan jangka panjang.
  • Tuntutan relokasi permanen: Warga tidak ingin RDF Rorotan tetap beroperasi di lokasi yang sama, terlepas dari janji perbaikan sistem atau penggunaan teknologi yang lebih canggih.

Relokasi RDF Rorotan diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, baik warga, pengelola, maupun pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki peran penting dalam mencari lokasi alternatif yang sesuai dan memastikan proses relokasi berjalan lancar dan transparan.