Waspada Ular Kobra di Musim Hujan: Fakta Penting dan Mitos yang Harus Diluruskan

Waspada Ular Kobra di Musim Hujan: Fakta Penting dan Mitos yang Harus Diluruskan

Memasuki musim penghujan, laporan mengenai penemuan ular di permukiman warga, terutama kobra, semakin meningkat. Masyarakat perlu memahami fakta dan meluruskan mitos seputar fenomena ini demi keselamatan bersama.

Fakta Seputar Ular Kobra

Dr. Boedi Setiawan, dokter hewan dari Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengungkapkan beberapa fakta penting mengenai ular kobra:

  • Kemampuan Menyemburkan Bisa: Kobra memiliki kemampuan menyemburkan bisa hingga jarak satu meter. Bisa ini dapat menyebabkan kebutaan jika mengenai mata. Tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah membilas mata dengan air bersih mengalir.
  • Predator Alami: Ular adalah predator alami yang memangsa tikus, katak, dan hewan kecil lainnya. Keberadaan tikus di dalam rumah dapat menarik perhatian ular karena menjadi sumber makanan.
  • Habitat yang Terganggu: Rusaknya habitat alami ular kobra memaksa mereka mencari makan dan tempat tinggal di area permukiman manusia.
  • Hewan Berdarah Dingin: Ular membutuhkan tempat hangat untuk mengatur suhu tubuhnya. Rumah, dengan suhu yang relatif stabil, dapat menjadi tempat berlindung yang menarik bagi ular, terutama saat cuaca dingin.
  • Tempat Bertelur: Ular mencari tempat yang lembap dan hangat untuk bertelur. Kondisi ini sering ditemukan di area rumah, terutama saat musim hujan.
  • Kebanyakan Ular Tidak Menjaga Telurnya: Kecuali ular piton, kebanyakan ular tidak tinggal di dekat telurnya setelah bertelur.

Mitos yang Harus Diluruskan

Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa bisa ular kobra dapat dihilangkan setelah disedot. Dr. Boedi Setiawan menegaskan bahwa hal ini tidak benar. Ular secara alami akan terus memproduksi bisa, meskipun sudah diambil. Oleh karena itu, pertunjukan ular yang mengklaim bahwa ular tersebut tidak berbahaya karena bisanya sudah dihilangkan adalah tidak benar.

Selain itu, tindakan menjilat, menyedot, atau menekan area luka setelah tergigit ular sangat berbahaya dan justru dapat memperparah kondisi. Tindakan ini dapat menyebabkan penyebaran bisa lebih luas dan meningkatkan risiko infeksi.

Pertolongan Pertama dan Penanganan Medis

Setiap rumah sakit dan klinik di Indonesia memiliki serum anti-bisa ular (SABU) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero). Serum ini efektif untuk menetralkan racun ular kobra jawa, spesies yang paling umum ditemukan di permukiman warga. Namun, perlu diingat bahwa serum ini tidak efektif untuk bisa ular king kobra, karena jenis ular ini memiliki bisa yang berbeda.

Pencegahan Ular Masuk Rumah

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah ular masuk ke rumah:

  • Menjaga Kebersihan Rumah: Hindari menumpuk barang bekas yang dapat menjadi sarang tikus dan tempat bersembunyi ular.
  • Menggunakan Pembersih Lantai dengan Aroma Menyengat: Ular tidak menyukai bau menyengat, sehingga penggunaan pembersih lantai dengan aroma yang kuat dapat membantu mengusir ular.
  • Tidak Membunuh Ular: Membunuh ular dapat merusak ekosistem dan keseimbangan alam. Sebaiknya hubungi petugas terkait untuk menangkap dan mengembalikan ular ke habitat aslinya.

Dengan memahami fakta dan meluruskan mitos seputar ular kobra, serta melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko interaksi negatif dengan ular dan menjaga keselamatan bersama.