Volatilitas Pasar: IHSG Berjuang Kembali ke Level Psikologis 6.000 di Tengah Tekanan Jual

Pasar Saham Berfluktuasi: IHSG Berusaha Rebound di Sesi Pagi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang dinamis pada perdagangan hari ini, berusaha untuk kembali menembus level psikologis 6.000 setelah sebelumnya mengalami tekanan jual yang signifikan. Pada sesi pembukaan, IHSG sempat terperosok ke level 5.967, mencerminkan sentimen pasar yang masih diliputi kekhawatiran.

Pergerakan IHSG di Sesi Pagi

Pukul 11.12 WIB, data dari RTI Business menunjukkan bahwa IHSG berhasil rebound ke level 6.101. Walaupun demikian, indeks masih tercatat melemah 156.938 poin atau 2,51%. Gambaran pasar secara keseluruhan menunjukkan bahwa sentimen negatif masih mendominasi, dengan jumlah saham yang melemah mencapai 549, berbanding jauh dengan hanya 88 saham yang menguat, sementara 151 saham lainnya stagnan.

Sebelumnya, IHSG sempat mencatatkan penurunan yang lebih dalam, yakni sebesar 278.501 poin atau 4,45% ke level 5.979. Pada saat pembukaan perdagangan, IHSG berada di level 6.242,2.

Analisis Transaksi Pagi

Tekanan jual terlihat jelas sejak awal perdagangan, dengan IHSG terus bergerak di zona merah. Pada pukul 9.20 WIB, indeks berada di level 6.226,6, mencerminkan penurunan sebesar 31 poin atau 0,50%. Nilai transaksi pada pembukaan perdagangan pagi ini mencapai Rp 2,47 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 1,83 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 167.310 kali.

Sentimen Pasar dan Faktor Pendorong

Perlu dicatat bahwa dalam periode 17 Maret hingga 21 Maret 2025, IHSG telah mengalami penurunan signifikan, yakni hampir 4%. Indeks tercatat berada pada level 6.258,179, turun dari level 6.515,631 pada pekan sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang berkelanjutan dalam beberapa waktu terakhir.

Sekretaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmat, menjelaskan bahwa IHSG mengalami pelemahan sebesar 3,95% pada periode tersebut. Data menunjukkan adanya net sell atau jual bersih oleh investor asing pada penutupan perdagangan Jumat (21/3) sebesar Rp 2,35 triliun. Secara akumulatif, sepanjang tahun 2025, tercatat net sell asing sebesar Rp 33,18 triliun. Kondisi ini menunjukkan bahwa investor asing cenderung mengurangi posisi mereka di pasar saham Indonesia.

"Perubahan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,95% menjadi berada pada level 6.258," ujar Kautsar.

Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG:

Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pergerakan IHSG antara lain:

  • Kondisi Ekonomi Global: Ketidakpastian ekonomi global dapat memicu aksi jual oleh investor.
  • Kebijakan Moneter: Perubahan suku bunga dan kebijakan moneter lainnya dapat mempengaruhi sentimen pasar.
  • Kinerja Emiten: Laporan keuangan emiten dan prospek bisnis perusahaan juga menjadi pertimbangan investor.
  • Sentimen Regional: Pergerakan bursa saham regional dapat mempengaruhi sentimen investor di Indonesia.

Prospek IHSG ke Depan

Analis pasar memperkirakan bahwa IHSG akan terus mengalami volatilitas dalam beberapa waktu ke depan. Investor disarankan untuk berhati-hati dan mempertimbangkan faktor risiko sebelum mengambil keputusan investasi. Pemantauan terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik, serta kinerja emiten, menjadi kunci untuk mengantisipasi pergerakan pasar saham.