IHSG Tertekan di Tengah Penantian Struktur Organisasi Danantara: Sentimen Global dan Domestik Membayangi

IHSG Terkoreksi Jelang Pengumuman Struktur Danantara: Analisis Mendalam

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual signifikan pada perdagangan hari Senin (24/3), bergerak di zona merah sejak awal sesi dan sempat menyentuh level 5.967. Pelemahan ini terjadi di tengah penantian pasar terhadap pengumuman struktur organisasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang dijadwalkan pada hari yang sama.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelemahan IHSG

Analis pasar mengidentifikasi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan IHSG, baik dari dalam maupun luar negeri:

  • Ketidakpastian Struktur Danantara: Direktur Riset & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyatakan bahwa ketidakpastian seputar struktur Danantara turut memengaruhi pergerakan IHSG. Menurutnya, dampak ini merupakan akumulasi sejak awal tahun, mengindikasikan kekhawatiran investor terhadap tata kelola dan efektivitas badan investasi tersebut.
  • Kekhawatiran Risiko Fiskal: Meningkatnya kekhawatiran terhadap risiko fiskal di Indonesia mendorong investor untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman atau bahkan mengalihkan dana ke negara lain yang menawarkan kepastian imbal hasil yang lebih baik.
  • Sentimen Geopolitik Global: Ketegangan geopolitik global, termasuk perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, serta kekhawatiran resesi di AS, turut membebani sentimen pasar secara keseluruhan.
  • Penurunan Penerimaan APBN: Penurunan penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 30% berpotensi mempersulit Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga, yang dapat berdampak negatif pada pasar saham.
  • Dinamika Politik dan Keamanan Domestik: Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menambahkan bahwa dinamika politik dan keamanan dalam negeri yang kompleks dan tidak kondusif juga berkontribusi terhadap tekanan pada IHSG. Hal ini mencakup isu-isu terkait Danantara dan pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) TNI.

Harapan dan Prospek IHSG

Para pelaku pasar berharap Danantara dapat dikelola dengan tata kelola yang baik dan menghasilkan kebijakan yang mendukung pasar saham. Nafan Aji Gusta Utama melihat potensi IHSG untuk menguat kembali jika mampu bertahan di level support 5.961, dengan skenario positif mencapai level 6.800-an.

Namun, Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas, Reyhan Pratama, berpendapat bahwa pengumuman struktur pengurus Danantara belum berdampak signifikan pada IHSG. Investor saat ini lebih fokus pada pergerakan modal asing (foreign flow) dan kondisi ekonomi dalam negeri. Pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh foreign flow yang keluar dari saham-saham big caps dan penurunan saham-saham konglomerasi.

Secara teknikal, Reyhan Pratama menilai IHSG masih dalam tren bearish dan belum mencapai titik terendahnya.

Pengumuman Struktur Danantara

Pemerintah dijadwalkan mengumumkan struktur lengkap Danantara pada hari Senin, 24 Maret 2025. CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengonfirmasi bahwa selain Dewan Pengurus, Danantara juga akan memiliki Dewan Pengawas, Dewan Penasehat, dan Dewan Pemantau, serta sejumlah komite pengawas, termasuk komite audit dan komite etik. Pengumuman tersebut diharapkan dapat memberikan kejelasan dan kepastian kepada pasar terkait operasional dan tata kelola Danantara.

Kesimpulan

Pelemahan IHSG pada hari Senin (24/3) dipicu oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, termasuk ketidakpastian seputar struktur Danantara, kekhawatiran risiko fiskal, sentimen geopolitik global, dan dinamika politik dalam negeri. Pasar menantikan pengumuman struktur Danantara dengan harapan akan adanya tata kelola yang baik dan kebijakan yang mendukung pasar saham. Prospek IHSG ke depan bergantung pada kemampuan indeks untuk mempertahankan level support dan sentimen pasar secara keseluruhan.