Transformasi Teknologi Tiongkok: Pendidikan Sebagai Pilar Kemajuan dan Ambisi 'Made in China 2025'
Transformasi Teknologi Tiongkok: Pendidikan Sebagai Pilar Kemajuan dan Ambisi 'Made in China 2025'
Ambisi Tiongkok untuk menjadi kekuatan dominan dalam produksi teknologi global, yang terwujud dalam inisiatif "Made in China 2025", menunjukkan kemajuan yang signifikan. Perkembangan pesat dalam bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (AI) menjadi bukti nyata dari transformasi ini. Fenomena DeepSeek, sebuah perusahaan teknologi Tiongkok, yang memberikan dampak besar pada saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS), hanyalah salah satu contoh dari pesatnya perkembangan teknologi di Tiongkok.
Kebangkitan Teknologi Tiongkok: Sebuah Analisis Mendalam
Tiongkok telah mencapai kemajuan signifikan dalam berbagai bidang teknologi:
- Komputer Kuantum: Tiongkok memperkenalkan Zuchongzhi-3, sebuah prototipe prosesor komputer kuantum yang diklaim memiliki kecepatan 1.000 triliun kali lebih tinggi dari superkomputer AS tercepat, El Capitan.
- Kendaraan Listrik: Pada tahun 2023, Tiongkok menjadi eksportir kendaraan listrik terbesar di dunia, dengan total 1,8 juta unit, melampaui Jepang dan Jerman.
Keberhasilan ini semakin terasa signifikan mengingat adanya tantangan eksternal. Sejak 2018, AS telah berupaya menghambat kemajuan Tiongkok melalui sanksi dan tarif tinggi. Huawei, sebagai target utama, dilarang menggunakan teknologi AS. Namun, Tiongkok merespons dengan mengembangkan ekosistemnya sendiri.
Dalam industri semikonduktor, Tiongkok telah berhasil memproduksi chip sendiri, meskipun belum sekompetitif AS. Huawei dan SMIC mampu menciptakan chipset Kirin 9000s yang mendukung 5G. Selain itu, Huawei juga mengembangkan sistem operasi independen.
Semangat untuk mengurangi ketergantungan pada semikonduktor AS juga tercermin dalam industri AI. DeepSeek menggunakan chip Huawei Ascend 910C, selain chip Nvidia H800, untuk melatih AI.
Perusahaan Tiongkok, CXMT, kini mendominasi pasar RAM global, menempati urutan kedua setelah Micron (AS) dan melampaui Samsung dan SK Hynix.
Fondasi Filosofis dan Inisiatif Strategis
Keberhasilan Tiongkok dalam bidang teknologi didasarkan pada gagasan inovasi dan kemandirian yang telah lama dianut. Beberapa poin penting terkait hal ini adalah:
- Inovasi Berkelanjutan: Konsep "semua cara yang bermanfaat mengikuti perkembangan zaman" dari kitab I Ching menekankan pentingnya inovasi dalam mencapai tujuan.
- Kemandirian Teknologi: Sejak era Mao Zedong, Tiongkok telah menganggap kemandirian sains dan teknologi sebagai tujuan penting.
- Sains dan Teknologi sebagai Kekuatan Produktif: Pada era keterbukaan pasar Deng Xiaoping, sains dan teknologi dianggap sebagai kekuatan produktif yang perlu dikuasai.
Gagasan-gagasan ini diterjemahkan ke dalam berbagai inisiatif, termasuk Rencana Jangka Panjang Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 1956-1967 dan Made in China 2025. Made in China 2025 adalah inisiatif untuk menguasai teknologi tinggi dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri yang berfokus pada 10 industri teknologi tinggi:
- New generation IT Industry (chip, komputer kuantum, jaringan berkecepatan tinggi, sistem operasi, dll)
- Automated machine tools and robotics
- Aviation and aerospace equipment
- Offshore engineering equipment and high-tech shipping
- Advanced rail transportation equipment
- Energy saving and new energy vehicles
- Electrical equipment
- New materials
- Biotech, pharma, and high-performance medical devices
- Agricultural machinery and equipment
Peran Pendidikan dalam Membangun Kekuatan Teknologi
Pendidikan memainkan peran sentral dalam strategi Tiongkok. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pendidikan adalah fondasi penting dari pembangunan infrastruktur. China menerapkan mekanisme ilmiah untuk memilih, mempekerjakan, mendidik, dan melatih sumber daya.
Universitas dan lembaga penelitian ilmiah didorong untuk mendukung riset dan pengembangan teknologi. Kampus-kampus di China menghasilkan ribuan doktor di bidang STEM setiap bulan. Selain itu, Tiongkok juga berinvestasi besar dalam riset dan pengembangan. Pada tahun 2023, China mengajukan 1,7 juta paten, dibandingkan dengan AS yang hanya 600.000 paten. Lembaga penelitian Tiongkok juga mendominasi penelitian berdampak tinggi di banyak teknologi krusial.
China menggelontorkan dana yang besar untuk mendukung pendidikan. Dana pendidikan pada tahun 2023 mencapai 6,46 triliun yuan. Upaya mendidik talenta juga dilakukan dengan meningkatkan berbagai pelatihan di sektor-sektor baru. Talenta digital yang belajar di luar negeri didorong untuk kembali dan memulai bisnis baru. Selain itu, China juga fokus mendorong pendidikan vokasi.
Universitas dan Kurikulum Pendidikan Teknologi Sejak Dini
Universitas-universitas di Tiongkok berperan penting dalam mendukung perkembangan teknologi dengan menyiapkan talenta digital. Beberapa kampus top memperluas penerimaan mahasiswa dengan fokus pada bidang-bidang teknologi penting seperti AI. Selain itu, China juga menyiapkan kurikulum pendidikan teknologi seperti AI pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
Dengan berbagai strategi dan investasi besar dalam pendidikan, Tiongkok berupaya untuk mencapai tujuannya menjadi negara adidaya pusat manufaktur dunia dengan sistem teknologi dan industri yang terkemuka pada tahun 2049.