Mengantisipasi Ancaman Tersembunyi: Memahami dan Mengelola Risiko Sisa Banjir di Era Perubahan Iklim
Mengantisipasi Ancaman Tersembunyi: Memahami dan Mengelola Risiko Sisa Banjir di Era Perubahan Iklim
Banjir besar yang melanda Jabodetabek dan berbagai wilayah di Indonesia pada awal Maret 2025 menjadi pengingat pahit akan kerentanan negara terhadap bencana hidrometeorologi. Meskipun curah hujan tidak separah banjir malam Tahun Baru 2020, kerusakan yang ditimbulkan di Kabupaten dan Kota Bekasi memunculkan pertanyaan mendasar: mengapa banjir masih terjadi dengan dampak yang signifikan?
Kejadian ini menyoroti adanya kesenjangan dalam pengelolaan risiko banjir, di mana alih fungsi lahan, pendudukan ilegal di sempadan sungai, sedimentasi, dan masalah klasik lainnya tetap menjadi faktor utama. Lebih dari sekadar menyalahkan curah hujan, kita perlu mengakui bahwa sistem pengendalian banjir yang ada belum sepenuhnya efektif dalam melindungi masyarakat.
Belajar dari pengalaman pahit ini, penting untuk memahami dan mengelola konsep risiko sisa banjir. Risiko sisa adalah risiko yang tetap ada bahkan setelah semua upaya adaptasi dan mitigasi telah dilakukan. Artinya, meskipun kita telah membangun infrastruktur pengendalian banjir seperti bendungan, kanal, tanggul, dan sistem drainase, risiko banjir tidak akan pernah hilang sepenuhnya.
Memahami Risiko Sisa Banjir
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mendefinisikan risiko sisa sebagai risiko yang tersisa setelah implementasi adaptasi dan pengurangan risiko. Hal ini berarti bahwa bahkan dengan infrastruktur dan strategi mitigasi terbaik, potensi banjir tetap ada. Keberadaan risiko sisa banjir ini semakin diperburuk oleh perubahan iklim, yang menyebabkan perubahan pola curah hujan dengan intensitas yang lebih tinggi dan kejadian ekstrem yang lebih sering.
Mengapa Pemahaman Risiko Sisa Banjir Sangat Penting?
- Tidak Ada Sistem Pengendalian Banjir yang Sempurna: Bahkan negara-negara maju dengan teknologi canggih sekalipun masih menghadapi risiko banjir. Risiko sisa banjir adalah pengingat bahwa kewaspadaan harus tetap menjadi prioritas.
- Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat: Pemahaman yang benar tentang risiko sisa banjir akan membuat masyarakat tetap waspada, bahkan jika mereka merasa aman karena adanya infrastruktur pengendalian banjir. Masyarakat tidak boleh terlena dan menganggap bahwa masalah banjir telah sepenuhnya teratasi.
Komunikasi Risiko Banjir yang Efektif
Upaya mengkomunikasikan risiko sisa banjir kepada masyarakat secara efektif adalah kunci untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi dampak banjir. Komunikasi yang efektif akan membantu masyarakat memahami ancaman, mempersiapkan diri, dan mengambil tindakan yang tepat selama banjir.
Strategi Komunikasi Risiko Banjir
- Peta Risiko Banjir: Identifikasi wilayah-wilayah yang paling berisiko banjir melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, peneliti, dan masyarakat setempat. Pengetahuan lokal sangat berharga dalam memvalidasi dan memperkaya peta risiko banjir.
- Saluran Komunikasi yang Beragam: Sebarkan informasi mengenai risiko banjir melalui berbagai saluran, termasuk media massa, media sosial, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan pemerintah daerah. Jangkau sebanyak mungkin lapisan masyarakat.
Membangun Kesiapsiagaan Masyarakat
Pemerintah perlu mendukung kesiapsiagaan masyarakat dengan menyediakan sumber daya dan pelatihan yang diperlukan. Kesiapsiagaan harus didukung oleh sektor swasta dan organisasi masyarakat. Ketika intensitas hujan sangat tinggi dan risiko sisa banjir terlampaui, masyarakat yang siap akan dapat menyelamatkan jiwa dan harta benda, serta mempercepat pemulihan pasca-banjir.
Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Bahkan jika semua upaya telah dilakukan dan kerugian masih terjadi, penting untuk menggunakan pengalaman tersebut sebagai bahan evaluasi dan perbaikan. Jangan sampai kita berpikir bahwa karena negara lain dengan teknologi canggih juga mengalami banjir, maka upaya mitigasi menjadi tidak penting. Justru sebaliknya, upaya mitigasi harus terus ditingkatkan dan disesuaikan dengan kondisi lokal.
Mari kita terus mengkaji risiko banjir, mengkomunikasikan risiko banjir dan risiko sisa banjir, dan bersiap siaga menghadapi banjir. Dengan upaya bersama, kita dapat membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Salam Tangguh