Konsumsi Gula Berlebih Saat Berbuka Puasa: Risiko Kelelahan dan Strategi Menu Seimbang
Konsumsi Gula Berlebih Saat Berbuka Puasa: Risiko Kelelahan dan Strategi Menu Seimbang
Tradisi berbuka puasa dengan makanan manis, meskipun menyenangkan, perlu dikaji ulang. Praktik ini, yang kerap dikaitkan dengan pemulihan energi setelah seharian berpuasa, justru berpotensi menimbulkan kelelahan jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang tepat. Ahli gizi asal Malaysia, Mohd Siddeq Azha Azahari, menekankan pentingnya berbuka puasa dengan menu seimbang, bukan sekadar makanan manis. Konsumsi gula berlebih dapat memicu lonjakan dan penurunan kadar gula darah secara drastis, mengakibatkan tubuh terasa lesu dan kehilangan energi. Hal ini dikarenakan makanan manis umumnya mengandung karbohidrat sederhana yang cepat dicerna dan meningkatkan kadar gula darah secara signifikan, kemudian diikuti oleh penurunan yang tajam. Kondisi ini tidak hanya membuat tubuh lelah, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.
Berikut beberapa poin penting yang diungkapkan oleh Mohd Siddeq terkait kebiasaan berbuka puasa dan dampaknya pada tubuh:
-
Makanan Seimbang: Makanan seimbang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan serat. Kombinasi nutrisi ini menjaga kestabilan energi tubuh, sehingga tubuh tetap berenergi sepanjang waktu, termasuk selama dan setelah berpuasa. Sistem metabolisme tubuh tetap berfungsi normal selama puasa, sehingga asupan nutrisi yang seimbang sangat penting.
-
Bahaya Berbuka dengan Makanan Manis: Konsumsi berlebihan makanan manis saat berbuka puasa meningkatkan risiko lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang tajam. Hal ini menyebabkan tubuh merasa lelah dan lesu. Konsumsi karbohidrat berkualitas rendah yang berlebihan menjadi penyebab utama masalah ini pada banyak individu.
-
Kebiasaan Buka Puasa yang Salah: Banyak yang memulai berbuka dengan makanan ringan seperti martabak dan minuman manis dalam jumlah banyak. Praktik ini menyebabkan penumpukan kalori secara cepat tanpa memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Prioritaskan makanan utama yang seimbang terlebih dahulu untuk merasakan rasa kenyang yang sebenarnya sebelum memutuskan untuk mengonsumsi camilan.
-
Menu Buka Puasa Seimbang: Siddeq menyarankan untuk mengutamakan makanan yang kaya serat dan protein saat berbuka. Serat membantu memberikan rasa kenyang dan melancarkan sistem pencernaan, sementara protein menyediakan energi yang berkelanjutan. Prioritaskan makanan utama yang seimbang sebelum mengonsumsi camilan.
-
Mengikuti Sunnah Nabi: Sebagai alternatif yang lebih sederhana, Siddeq menganjurkan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil. Kurma kaya serat dan dapat membantu memberikan rasa kenyang serta mencegah makan berlebihan. Hindari mengandalkan makanan yang digoreng dan tinggi gula karena tidak memberikan rasa kenyang yang tahan lama.
Kesimpulannya, meskipun tradisi berbuka puasa dengan makanan manis sudah mendarah daging, penting untuk memperhatikan keseimbangan nutrisi agar terhindar dari kelelahan dan masalah kesehatan lainnya. Prioritaskan makanan utama yang seimbang, kaya serat dan protein, dan batasi konsumsi gula untuk menjaga energi dan kesehatan tubuh selama bulan Ramadan.