Korban Erupsi Lewotobi dengan Luka Bakar Serius Dirujuk ke Kupang untuk Perawatan Intensif

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya, berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Salah satu korban erupsi, Hendrikus Saran Kwuta (45), mengalami luka bakar parah akibat terpapar awan panas dan debu vulkanik. Kondisi Hendrikus yang memprihatinkan mengharuskan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hendrikus Fernandez Larantuka untuk segera merujuknya ke Rumah Sakit W.Z. Johannes Kupang.

Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, Gregorius Bato Koten, mengungkapkan bahwa Hendrikus saat ini tengah menjalani perawatan intensif di ICU. Rencana awal untuk merujuk pasien pada hari Senin (24/3/2025) tertunda karena keterbatasan ketersediaan ruang perawatan di RS W.Z. Johannes Kupang. Gregorius memastikan bahwa pihaknya terus berkoordinasi intensif dengan pihak rumah sakit rujukan untuk memastikan Hendrikus segera mendapatkan perawatan yang lebih memadai.

Dokter Spesialis Residen Anestesi RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, Ferdinan, menjelaskan kondisi medis Hendrikus. Pasien tersebut tidak hanya mengalami luka bakar yang mencapai 53% dari tubuhnya, tetapi juga menghirup abu vulkanik dalam jumlah signifikan, yang berdampak buruk pada paru-parunya. Kombinasi luka bakar yang luas dan gangguan pernapasan akibat abu vulkanik memerlukan penanganan medis yang komprehensif dan fasilitas yang lebih lengkap yang tersedia di RS W.Z. Johannes Kupang.

Selain Hendrikus, terdapat korban lain bernama Wilibrodus Todoboli Kewuren (66) yang juga tengah menjalani perawatan di RSUD Larantuka. Wilibrodus mengalami luka bakar sebesar 20% dan dirawat di Ruang Edelweis. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini menjadi pengingat akan ancaman gunung berapi dan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat serta fasilitas kesehatan dalam menghadapi bencana alam.

Berikut adalah poin-poin penting terkait kondisi korban dan upaya penanganan:

  • Hendrikus Saran Kwuta (45): Mengalami luka bakar 53% dan menghirup abu vulkanik, dirawat di ICU RSUD Larantuka, akan dirujuk ke RS W.Z. Johannes Kupang.
  • Wilibrodus Todoboli Kewuren (66): Mengalami luka bakar 20%, dirawat di Ruang Edelweis RSUD Larantuka.
  • RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka: Melakukan perawatan awal dan berkoordinasi untuk rujukan pasien.
  • RS W.Z. Johannes Kupang: Rumah sakit rujukan dengan fasilitas perawatan intensif yang lebih lengkap.
  • Kendala: Keterbatasan ruang perawatan di RS W.Z. Johannes Kupang sempat menunda rujukan pasien.

Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem penanggulangan bencana yang efektif, termasuk evakuasi yang cepat dan ketersediaan fasilitas medis yang memadai untuk menangani korban erupsi gunung berapi. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, rumah sakit, dan relawan, sangat krusial dalam meminimalkan dampak buruk dari erupsi gunung berapi.