Perplexity Kembali Sodorkan Proposal Merger ke TikTok di Tengah Ketidakpastian Regulasi AS

Perplexity Kembali Sodorkan Proposal Merger ke TikTok di Tengah Ketidakpastian Regulasi AS

Perusahaan kecerdasan buatan (AI), Perplexity, kembali menunjukkan minatnya untuk menggabungkan diri dengan platform media sosial populer, TikTok. Langkah ini diambil di tengah ketidakpastian regulasi yang dihadapi TikTok di Amerika Serikat.

Latar Belakang Regulasi TikTok di AS

Seperti yang diketahui, TikTok telah menghadapi pengawasan ketat di AS, mencapai puncaknya pada pemblokiran singkat pada 19 Januari 2025. Meskipun layanan kemudian dipulihkan, TikTok tetap terikat pada undang-undang AS yang mengharuskan mereka untuk mendirikan entitas bisnis terpisah di AS atau melakukan divestasi dengan menjual operasi mereka ke perusahaan non-China.

Perplexity, sebagai perusahaan yang berbasis di AS, telah mengajukan proposal merger dengan TikTok sejak Januari. Mereka berpendapat bahwa TikTok adalah platform yang sangat baik untuk ekspresi kreatif dan penemuan konten asli. Perplexity percaya bahwa dengan keahlian AI dan infrastruktur mereka, mereka dapat meningkatkan TikTok secara signifikan.

Klaim dan Janji Perplexity

Perplexity mengklaim dapat membangun algoritma yang lebih transparan untuk TikTok, serta meningkatkan aplikasi video pendek dengan fitur AI dan pencarian yang canggih. Mereka juga menekankan bahwa sistem rekomendasi mereka akan dibangun dengan infrastruktur yang dikembangkan dan dikelola di AS.

"TikTok yang dibangun ulang dan didukung Perplexity akan menjadikannya platform terbaik di dunia untuk kreativitas dan penemuan pengetahuan," demikian pernyataan Perplexity dalam postingan blog resmi mereka.

Lebih lanjut, Perplexity mengklaim bahwa mereka dapat membangun kembali algoritma TikTok tanpa menciptakan monopoli di pasar media sosial. Klaim ini tampaknya ditujukan untuk mengatasi kekhawatiran yang diungkapkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, yang berpendapat bahwa pemblokiran TikTok dapat menguntungkan platform lain seperti Facebook. Perplexity percaya bahwa merger mereka dengan TikTok akan mencegah potensi tersebut.

Persaingan Akuisisi TikTok

Perplexity bukan satu-satunya perusahaan yang tertarik untuk mengakuisisi TikTok. Awal Maret, terungkap bahwa pemerintah AS sedang bernegosiasi dengan beberapa kelompok berbeda yang tertarik untuk mengakuisisi TikTok AS. Oracle adalah salah satu perusahaan yang disebut-sebut sebagai pesaing utama dalam perburuan TikTok.

Nasib TikTok Masih Belum Pasti

Di tengah berbagai tawaran dan proposal, pemerintah AS belum membuat keputusan akhir tentang masa depan TikTok. Tenggat waktu bagi TikTok untuk mematuhi undang-undang AS, baik dengan membangun perusahaan terpisah di AS atau menjual bisnisnya ke perusahaan non-China, adalah sekitar 5 April 2025. Tenggat waktu ini merupakan perpanjangan 75 hari yang diberikan oleh Trump dari tenggat waktu awal 19 Januari.

Rangkuman Poin Penting

Berikut poin-poin penting dari situasi yang sedang berlangsung:

  • Perplexity kembali menawarkan merger ke TikTok.
  • TikTok menghadapi tenggat waktu untuk mematuhi undang-undang AS.
  • Perplexity mengklaim dapat meningkatkan TikTok dengan AI dan algoritma transparan.
  • Beberapa perusahaan lain juga tertarik untuk mengakuisisi TikTok.
  • Pemerintah AS belum membuat keputusan akhir tentang masa depan TikTok.

Situasi ini terus berkembang, dan hasil akhirnya akan memiliki implikasi yang signifikan bagi TikTok, Perplexity, dan lanskap media sosial secara keseluruhan.