Percepatan Siklus Banjir di Jabodetabek: BMKG Waspadai Dampak Perubahan Iklim
BMKG Peringatkan Potensi Banjir Lebih Sering di Jabodetabek Akibat Perubahan Iklim
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan serius mengenai potensi banjir yang semakin sering terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa siklus banjir lima tahunan yang sebelumnya menjadi acuan, kini berpotensi terjadi lebih cepat, bahkan bisa menjadi kejadian tahunan.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara virtual pada Senin, 24 Maret 2025. Dwikorita menjelaskan bahwa perubahan iklim menjadi faktor utama yang memicu percepatan siklus banjir ini. Transisi dari fenomena El Nino ke La Nina, yang memengaruhi pola curah hujan global, serta peningkatan suhu bumi yang terus menerus, berkontribusi terhadap anomali cuaca yang ekstrem.
"Banjir lima tahunan seperti yang kita kenal dulu sudah tidak relevan," tegas Dwikorita. "Kini, potensi banjir dengan dampak yang setara dengan banjir lima tahunan dapat terjadi dalam rentang waktu tiga tahun, atau bahkan setiap tahun. Ini adalah ancaman nyata yang harus kita waspadai."
Faktor-faktor Pemicu Percepatan Siklus Banjir:
- Perubahan Iklim: Transisi El Nino ke La Nina memicu peningkatan curah hujan ekstrem di beberapa wilayah, termasuk Indonesia.
- Peningkatan Suhu Global: Kenaikan suhu bumi dalam satu dekade terakhir memicu anomali cuaca dan meningkatkan intensitas curah hujan.
BMKG menekankan pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Koordinasi antara BMKG dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan dampak banjir di Jabodetabek.
Langkah-langkah Mitigasi dan Adaptasi yang Diperlukan:
- Penguatan Sistem Peringatan Dini: Memperbaiki dan memperluas jangkauan sistem peringatan dini banjir agar masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk bersiap.
- Pengelolaan Tata Ruang yang Berkelanjutan: Memastikan pembangunan infrastruktur dan permukiman mempertimbangkan risiko banjir dan mematuhi prinsip-prinsip tata ruang yang berkelanjutan.
- Peningkatan Kapasitas Drainase: Memperbaiki dan meningkatkan kapasitas sistem drainase untuk mengurangi genangan air saat curah hujan tinggi.
- Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko banjir dan cara-cara menghadapinya.
BMKG mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengambil tindakan nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengurangi risiko banjir di Jabodetabek. Dengan upaya kolektif, diharapkan dampak buruk banjir dapat diminimalkan dan masyarakat dapat hidup lebih aman dan nyaman.