Magelang Siap Gelar Sekolah Rakyat: Akses Pendidikan Gratis untuk Keluarga Pra-Sejahtera

Magelang Siap Gelar Sekolah Rakyat: Akses Pendidikan Gratis untuk Keluarga Pra-Sejahtera

Magelang, Jawa Tengah – Kabar gembira bagi keluarga pra-sejahtera di Kabupaten Magelang! Pemerintah melalui Kementerian Sosial berencana membuka dua Sekolah Rakyat yang akan memberikan akses pendidikan gratis setara Sekolah Menengah Atas (SMA). Inisiatif ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, mengumumkan bahwa Sekolah Rakyat ini akan berlokasi di dua tempat strategis, yaitu kompleks Sentra Antasena Magelang milik Kementerian Sosial dan gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pamong Praja di Kecamatan Tegalrejo. Pemilihan lokasi ini diharapkan dapat memudahkan akses bagi siswa dari berbagai wilayah di Kabupaten Magelang.

"Kami merevitalisasi fasilitas yang ada di Antasena dan Tegalrejo untuk mendukung program ini," ujar Agus Jabo Priyono usai memberikan bantuan sosial di Balai Desa Purwosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Senin (24/3/2025).

Jadwal Penerimaan dan Kapasitas Siswa

Kedua Sekolah Rakyat ini ditargetkan mulai beroperasi pada Juli 2025. Sekolah ini akan mengadopsi sistem berasrama (boarding school), sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan formal tetapi juga pembinaan karakter dan pengembangan diri.

Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana-Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat di gedung Pusdiklat Pamong Praja akan membuka dua rombongan belajar (rombel) untuk jenjang SMA. "Kami mengusulkan dua rombongan belajar, dengan kapasitas 50 siswa per rombel," kata Bela.

Sementara itu, Kepala Sentra Antasena Magelang, Supriyono, menambahkan bahwa Sekolah Rakyat di lokasinya akan menerima dua rombongan belajar dengan jumlah siswa per kelas sebanyak 25 orang. "Untuk tahap awal, kami akan menerima 50 siswa pada Juli mendatang," ungkap Supriyono.

Pendidikan Gratis dan Fasilitas Pendukung

Sekolah Rakyat ini akan menyediakan pendidikan gratis untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan SMA. Seluruh biaya operasional, termasuk fasilitas seperti pakaian seragam, buku pelajaran, dan pembangunan gedung, akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Agus Jabo Priyono mengungkapkan bahwa total 53 lokasi Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia siap menerima siswa baru pada Juli 2025. Prioritas utama penerimaan adalah masyarakat miskin ekstrem atau Desil 1 yang terdata dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTKS). Apabila kuota Desil 1 belum terpenuhi, penerimaan akan diperluas ke kelompok Desil 2 dan Desil 3.

Target dan Proses Rekrutmen

Setiap Sekolah Rakyat ditargetkan mampu menampung 1.000 siswa per sekolah untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Proses rekrutmen siswa akan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara. Penerimaan siswa dijadwalkan akan dimulai pada akhir April 2025.

Kurikulum dan Tenaga Pengajar

Kurikulum untuk Sekolah Rakyat akan disusun oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Sementara itu, tenaga pengajar akan disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Pembangunan gedung dan revitalisasi bangunan akan menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum. Pemerintah juga berencana merekrut 60.000 guru untuk mengajar di Sekolah Rakyat, dengan proses rekrutmen yang juga dimulai pada akhir April 2025.

Inisiatif Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat pra-sejahtera di Kabupaten Magelang dan seluruh Indonesia.