Erupsi Lewotobi Laki-laki: Ribuan Warga Flores Timur Mengungsi, Status Awas Dipertahankan

Erupsi Lewotobi Laki-laki: Ribuan Warga Flores Timur Mengungsi, Status Awas Dipertahankan

FLORES TIMUR, NTT - Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih menunjukkan peningkatan signifikan, memaksa ribuan warga Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mencatat, hingga Minggu (23/3/2025), jumlah pengungsi mencapai 4.672 jiwa. Situasi ini mencerminkan dampak serius dari erupsi gunung berapi tersebut terhadap kehidupan masyarakat setempat.

Distribusi Pengungsi dan Upaya Penanganan

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, menjelaskan bahwa ribuan pengungsi ini tersebar di berbagai lokasi pengungsian, termasuk posko-posko resmi dan rumah-rumah warga. Berikut adalah rincian distribusi pengungsi di posko-posko utama:

  • Posko Konga: 572 orang
  • Posko Bokang: 393 orang
  • Posko Kobasoma: 501 orang
  • Posko Lewolaga: 251 orang

"Total pengungsi mencapai 4.672 jiwa, dengan 1.719 orang berada di posko pengungsian dan sisanya mengungsi secara mandiri," ungkap Avelina. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengungsi memilih untuk mencari perlindungan di rumah kerabat atau keluarga di wilayah yang lebih aman.

Sebaran Pengungsi Mandiri

Avelina menambahkan bahwa pengungsi mandiri tersebar di berbagai wilayah di sekitar Flores Timur, termasuk Wulanggitang, Ilebura, Titehena, Demon Pagong, Tanjung Bunga, Larantuka, Ile Mandiri, Lewolema, Pulau Adonara, dan Pulau Solor. Sebaran ini menunjukkan bahwa dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dirasakan di berbagai wilayah di Flores Timur, memaksa warga untuk mencari tempat perlindungan yang lebih aman.

Pembangunan Hunian Sementara

Sebagai upaya untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi para pengungsi, pemerintah daerah telah membangun hunian sementara (huntara). Hingga saat ini, telah dibangun 24 kopel huntara, yang terdiri dari 470 unit. Huntara ini telah ditempati oleh warga dari beberapa desa terdampak, seperti Boru, Klatanlo, Dulipali, dan Nawokote.

"Pembangunan huntara terus dilakukan untuk menampung warga lain yang masih mengungsi. Proses ini masih berlangsung sambil menunggu penyelesaian pembangunan unit-unit huntara lainnya," jelas Avelina.

Imbauan Kewaspadaan

Mengingat status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level IV (Awas), Avelina mengimbau warga yang tinggal di lereng gunung untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Status Awas menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik gunung masih sangat tinggi dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi warga sekitar. Pemerintah daerah terus berupaya untuk memberikan informasi terkini dan memastikan keselamatan warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.