Air Mata Haru Biru: Puncak Emosional dan Kontroversi Rating di Episode Solo Leveling Season 2
Air Mata Haru Biru: Puncak Emosional dan Kontroversi Rating di Episode Solo Leveling Season 2
Perjalanan epik Sung Jinwoo dalam anime Solo Leveling season 2 mencapai klimaks emosional yang mengguncang di episode ke-9, yang bertajuk "It Was All Worth It." Episode ini menandai puncak dari arc Return of the Demon King, sekaligus menjadi jembatan menuju arc Jeju Island. Namun, di balik momen haru yang menyentuh hati penonton, episode ini juga terjerat dalam kontroversi terkait rating yang mengecewakan.
Setelah berjuang keras sebagai Hunter E-Rank dan melalui serangkaian pertempuran sengit yang mengukuhkannya sebagai Hunter S-Rank, Jinwoo akhirnya berhasil menciptakan Elixir of Life, ramuan ajaib yang mampu menyembuhkan penyakit Sleep Eternal yang diderita ibunya. Perjuangannya melawan Raja Iblis Baran, yang begitu menegangkan dan penuh pengorbanan, berbuah manis dengan didapatkannya bahan-bahan langka untuk penyelesaian ramuan tersebut. Kembalinya Jinwoo ke dunia nyata, membawa serta enam botol Elixir of Life, menjadi momen yang sangat dinantikan.
Adegan di rumah sakit menjadi pusat emosi episode ini. Pemberian Elixir of Life kepada ibunya, dan kebangkitan sang ibu, diiringi dengan dialog yang sarat makna dan penuh kehangatan. Kalimat "Jinwoo, kamu pasti sangat lelah," yang diucapkan sang ibu, menjadi pemicu air mata haru yang membasahi pipi Jinwoo, menandai betapa besar beban yang telah dipikulnya selama ini. Reaksi emosional Jinwoo, yang selama ini digambarkan sebagai sosok kuat dan tangguh, dibalas dengan tangisan sang ibu, menciptakan adegan yang sangat menyentuh. Kesedihan tersebut diperkuat dengan adegan Jinah, adik perempuan Jinwoo, yang turut menangis haru melihat ibunya kembali pulih.
Namun, kesuksesan emosional episode ini dibayangi oleh kontroversi rating yang rendah. Di platform Crunchyroll, episode tersebut menerima 2.000 dislikes, menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab penurunan rating yang signifikan. Banyak spekulasi beredar, salah satunya adalah proporsi adegan dialog dan drama yang dianggap berlebihan, sehingga mengurangi porsi aksi dan pertarungan yang menjadi daya tarik utama Solo Leveling bagi sebagian besar penggemar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara harapan penonton dan realisasi cerita dalam episode tersebut. Sejumlah penonton mengharapkan lebih banyak adegan pertarungan, sesuai dengan tema Solo Leveling yang selama ini dikenal dengan aksi laga yang menegangkan. Kecemasan tersebut dapat dimengerti, mengingat episode ini menjadi puncak dari arc yang sebelumnya sarat dengan pertempuran epik. Namun, perlu juga dipertimbangkan bahwa pengembangan karakter dan emosi merupakan unsur penting dalam sebuah cerita, dan episode ini berfokus pada pengembangan emosi karakter utama dan keluarganya.
Kesimpulannya, episode ke-9 Solo Leveling season 2 menghadirkan momen emosional yang kuat dan menyentuh, namun juga memicu perdebatan mengenai keseimbangan antara adegan aksi dan drama. Suksesnya dalam menciptakan momen haru yang berkesan harus diimbangi dengan strategi yang lebih efektif dalam menjaga keseimbangan elemen cerita agar dapat memenuhi harapan beragam penonton.