Volatilitas IHSG Dipicu Persepsi Pasar Jelang Pengumuman Danantara, Pengamat Soroti Risiko Fiskal
Volatilitas IHSG Dipicu Persepsi Pasar Jelang Pengumuman Danantara, Pengamat Soroti Risiko Fiskal
Jakarta, 25 Maret 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi signifikan pada perdagangan Senin (24/3), mencerminkan sensitivitas pasar terhadap sentimen dan persepsi investor, terutama menjelang pengumuman struktur pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pada penutupan perdagangan, IHSG tercatat terkoreksi sebesar 1,55% atau 96,961 poin ke level 6.161,21, setelah sempat menyentuh titik terendah di 5.967.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG lebih disebabkan oleh persepsi pasar daripada fundamental emiten. "Kita tidak bicara fundamental tapi persepsi yang ada di investor," ujarnya dalam acara Buka Puasa Bersama Media Pasar Modal 2025. Iman juga menyoroti bahwa penguatan kembali IHSG setelah pengumuman struktur pengurus Danantara mengindikasikan pentingnya persepsi bagi pasar modal Indonesia.
Senada dengan Iman, CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengakui adanya penurunan kinerja IHSG sebelum pengumuman resmi pengurus Danantara. Namun, ia meyakini bahwa pengumuman tersebut justru menjadi katalis positif bagi IHSG. "Kalau dilihat memang tadi kan pagi turun, pas ada pengumuman Danantara justru naik kok," kata Rosan.
Analisis Pengamat: Lebih dari Sekadar Danantara
Direktur Riset & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memberikan pandangan yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Menurutnya, Danantara hanyalah salah satu faktor yang terakumulasi sejak awal tahun. Ia menyoroti peningkatan risiko fiskal di Indonesia sebagai penyebab utama peralihan investor ke instrumen investasi yang lebih aman.
"Risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia yang membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman atau mencari negara yang lain dan memberikan kepastian imbal hasil," jelas Nico.
Selain faktor domestik, Nico juga menyebutkan sentimen geopolitik global, seperti perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, serta kekhawatiran resesi di AS, turut membebani IHSG. Penurunan penerimaan APBN sebesar 30% juga menjadi perhatian, yang berpotensi menghambat penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Implikasi dan Prospek ke Depan
Volatilitas IHSG baru-baru ini menggarisbawahi pentingnya diversifikasi investasi dan pengelolaan risiko yang cermat. Investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor, baik domestik maupun global, sebelum membuat keputusan investasi. Ke depan, stabilitas fiskal, kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi, dan sentimen global yang positif akan menjadi kunci pemulihan dan pertumbuhan IHSG.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi IHSG:
- Persepsi Pasar
- Pengumuman Struktur Pengurus Danantara
- Risiko Fiskal Indonesia
- Sentimen Geopolitik Global
- Penerimaan APBN
- Kebijakan Suku Bunga BI
Rekomendasi untuk Investor:
- Diversifikasi Portofolio
- Pantau Sentimen Pasar
- Perhatikan Risiko Fiskal
- Ikuti Perkembangan Global
- Konsultasi dengan Penasihat Keuangan