Sekolah Rakyat Inisiasi Pemerintah: Rekrutmen Pengajar Dimulai Bulan Depan, Target Operasional Juli 2025

Pemerintah terus mematangkan rencana pendirian Sekolah Rakyat sebagai upaya konkret menyediakan akses pendidikan berkualitas tanpa biaya bagi keluarga pra-sejahtera. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau akrab disapa Gus Ipul, menyatakan bahwa inisiatif ini telah memasuki tahap finalisasi.

"Perencanaan Sekolah Rakyat sudah memasuki tahap akhir. Insya Allah, bulan depan kita akan memulai proses rekrutmen guru, penerimaan siswa-siswi, serta perekrutan tenaga kependidikan lainnya," ungkap Gus Ipul saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Kebangkitan Kaum Dhuafa yang dihadiri oleh Menteri Dikti Saintek, Menteri Agama, dan Menteri Sosial di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Minggu (23/3/2025).

Gus Ipul menargetkan operasional Sekolah Rakyat dimulai pada Juli 2025. Meskipun belum beroperasi secara maksimal, sekolah ini akan dimulai secara bertahap. "Insya Allah, pada bulan Juli, kegiatan belajar mengajar akan dimulai, meskipun belum sepenuhnya optimal. Mungkin hanya dua kelas atau jenjang SD-SMP saja yang dibuka. Mohon doa restunya agar semuanya berjalan lancar," imbuhnya.

Inspirasi dari SMA Unggulan CT Arsa

Gus Ipul mengakui bahwa konsep Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah terinspirasi dari model pendidikan yang telah sukses diterapkan di SMA Unggulan CT Arsa. Oleh karena itu, timnya secara intensif mempelajari sistem yang diterapkan di sekolah tersebut.

"Model Sekolah Rakyat yang kami rancang tidak jauh berbeda dengan apa yang diselenggarakan oleh CT Arsa di Sukoharjo," jelasnya.

Mensos beserta tim telah melakukan serangkaian kunjungan ke SMA Unggulan CT Arsa untuk mempelajari berbagai aspek, mulai dari kurikulum, metode seleksi, hingga materi ujian.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Chairul Tanjung atas akses yang diberikan kepada kami dan tim untuk mempelajari Sekolah CT Arsa. Sejak ditugaskan oleh Presiden pada bulan Januari sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Sekolah Rakyat, saya langsung menemui Pak Chairul Tanjung untuk belajar dari beliau. Beliau berbagi banyak mengenai filosofi, latar belakang, dan proses pendirian sekolah ini," ungkap Gus Ipul.

Latar Belakang Pendirian Sekolah Rakyat

Mensos menjelaskan beberapa faktor yang melatarbelakangi pendirian Sekolah Rakyat, di antaranya:

  • Survei IFLS (Indonesian Family Life Survey) 1993-2014: Menunjukkan bahwa 64,46% anak dari keluarga miskin cenderung tetap berada dalam kondisi kemiskinan di masa depan.
  • Data 2023: Menunjukkan bahwa 86,34% anak Indonesia yang bersekolah di SMA/sederajat, 33,21% di antaranya putus sekolah.
  • Data BPS 2024: Menunjukkan bahwa 74,51% kepala rumah tangga miskin ekstrem berpendidikan SD ke bawah.
  • Faktor Ekonomi: 76% keluarga mengakui bahwa anak-anak mereka putus sekolah karena alasan ekonomi.

"Faktor-faktor inilah yang mendasari keinginan Presiden untuk mendirikan Sekolah Rakyat khusus bagi keluarga miskin atau miskin ekstrem," terang Gus Ipul.

"Agama dan UUD RI mengamanatkan agar perhatian khusus diberikan kepada mereka yang belum sepenuhnya merasakan manfaat dari proses pembangunan," lanjutnya.

Dukungan Penuh dari Berbagai Pihak

Mensos menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan operasional Sekolah Rakyat dapat dimulai pada tahun ini. Meskipun target ini cukup ambisius, Gus Ipul merasa optimis karena mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.

"Presiden menginginkan agar proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat dimulai tahun ini, mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA. Ini adalah tugas yang berat, tetapi dengan dukungan dari Menteri Agama, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Dikdasmen, serta Bapak Chairul Tanjung dan kesediaan Bapak Nuh sebagai ketua formatur, alhamdulillah perencanaan berjalan dengan baik dan terus disempurnakan," tuturnya.

"Salah satu faktor yang mempercepat pelaksanaan program ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Bapak Chairul Tanjung kepada berbagai kementerian untuk mengadakan rapat di sekolah ini," lanjut Gus Ipul.

Ia berharap Sekolah Rakyat dapat menjadi solusi atas permasalahan ekonomi di bidang pendidikan dan menghasilkan lulusan berprestasi seperti lulusan SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo.

"Hampir semua lulusan dari sekolah ini diterima di perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, kami belajar di sini agar penyelenggaraan Sekolah Rakyat dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas seperti lulusan CT Arsa Foundation," pungkasnya.