Bahaya Mematikan: Anak Berenang di Banjir Jakarta Picu Risiko Penyakit Mematikan
Bahaya Mematikan: Anak Berenang di Banjir Jakarta Picu Risiko Penyakit Mematikan
Banjir yang kerap melanda Jakarta tak hanya mengakibatkan kerugian materiil, tetapi juga mengancam kesehatan, khususnya bagi anak-anak yang gemar bermain dan bahkan berenang di genangan air. Praktik berbahaya ini, menurut pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyimpan risiko penyakit serius yang dapat berujung pada komplikasi kesehatan hingga kematian. Peringatan keras ini disampaikan menyusul laporan sejumlah anak-anak yang terlihat bermain air di wilayah Jakarta yang terendam banjir.
Dicky Budiman menjelaskan, air banjir bukanlah media rekreasi yang aman. Sebaliknya, genangan air tersebut merupakan sarang berbagai patogen berbahaya. Salah satu ancaman utama adalah leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang terdapat pada urine hewan pengerat, khususnya tikus. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka atau selaput lendir, menimbulkan infeksi yang serius dan berpotensi fatal. Selain leptospirosis, beragam patogen lain mengintai di dalam air banjir.
Berikut beberapa penyakit berbahaya yang mengintai anak-anak yang bermain di air banjir:
- Infeksi Bakteri: Air banjir tercemar oleh bakteri seperti E. coli, Salmonella, dan Vibrio cholerae, yang dapat menyebabkan diare parah, tifus, dan penyakit lainnya. Hepatitis A dan E, yang ditularkan melalui air tercemar, juga menjadi ancaman serius.
- Infeksi Kulit: Air kotor mengandung berbagai jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kulit seperti selulitis dan dermatitis. Luka terbuka semakin meningkatkan risiko infeksi berat. Kontak dengan air banjir juga dapat menimbulkan iritasi kulit, terutama jika paparan berlangsung lama.
- Infeksi Mata dan Telinga: Konjungtivitis (peradangan mata) dan otitis eksternal (infeksi telinga luar) juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai. Tertelannya air banjir juga dapat menimbulkan gangguan pada tenggorokan.
- Paparan Bahan Kimia Berbahaya: Air banjir seringkali mengandung limbah industri, pestisida, dan bahan kimia rumah tangga yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah kesehatan lainnya.
- Hewan Berbahaya: Air banjir dapat menjadi habitat berbagai hewan berbahaya seperti ular dan lintah yang dapat menyebabkan gigitan atau sengatan. Selain itu, adanya puing-puing tajam seperti pecahan kaca dan logam berkarat juga meningkatkan risiko luka yang dapat menyebabkan tetanus jika tidak segera ditangani.
- Kecelakaan Fatal: Anak-anak yang bermain di air banjir juga berisiko mengalami kecelakaan fatal, misalnya tersedot ke dalam gorong-gorong atau saluran air.
Dicky Budiman menekankan pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya orang tua, untuk mengawasi anak-anak mereka dan mencegah mereka bermain atau berenang di air banjir. Pencegahan dini dan edukasi merupakan kunci utama untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit dan kecelakaan yang mengancam jiwa akibat bermain di air banjir. Pemerintah juga perlu meningkatkan upaya penanganan banjir dan sosialisasi bahaya bermain air di area banjir untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas utama di tengah bencana banjir.