Serka Holmes Berupaya Mengelabui Petugas dengan Alibi Palsu dalam Kasus Pembunuhan Mantan Anggota TNI

Upaya Pengelabuhan Serka Holmes dalam Kasus Pembunuhan Mantan Anggota TNI Terungkap

Kasus pembunuhan mantan anggota TNI, Andreas Sianipar (44), memasuki babak baru dengan terungkapnya upaya pengelabuhan yang dilakukan oleh tersangka utama, Serka Holmes. Dalam proses rekonstruksi yang digelar di Satreskrim Polrestabes Medan, terungkap bahwa Serka Holmes sempat memberikan keterangan palsu sebanyak tiga kali terkait lokasi keberadaan jenazah korban.

Iptu Sarwedi Manurung, PS KBO Satreskrim Polrestabes Medan, menjelaskan bahwa informasi mengenai pengakuan Serka Holmes diperoleh dari Denpom I Bukti Barisan. Awalnya, Serka Holmes mengklaim bahwa jenazah Andreas berada di wilayah Tebing Tinggi. Tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan dan Pomdam kemudian bergerak menuju lokasi yang disebutkan.

Namun, sesampainya di Tol Tebing Tinggi, Serka Holmes kembali mengubah keterangannya. Ia menyatakan bahwa lokasi jenazah berada di Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan. Petugas pun bergegas menuju Air Batu dan menghubungi Polres Asahan untuk menyiapkan tim inafis, karena Holmes mengklaim bahwa korban dibuang ke sumur tua.

Drama pengelabuhan ini belum berakhir. Setibanya di Asahan, Holmes kembali memberikan keterangan yang berbeda. Kali ini, ia mengaku bahwa jenazah Andreas dibuang di Aek Kanopan.

"Saya bilang sama dia, Pak Holmes, kampungmu itu di Buluh Telang, (desa) Aek Tapa. Saya tahu betul kampungmu itu. Itu rumah orang tuamu. Pasti kau buang ke situ. Lama-lama dia mengaku, iya dibuang ke situ," ujar Sarwedi menirukan percakapannya dengan Serka Holmes.

Akhirnya, Serka Holmes menyerah dan menunjukkan lokasi pembuangan jenazah Andreas yang sebenarnya, yaitu di Desa Aek Tapa, tepatnya di sumur tua yang berada di belakang rumah orang tuanya.

Proses Rekonstruksi Mengungkap Fakta Baru

Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, mengungkapkan bahwa proses rekonstruksi mengungkap fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak terungkap.

"Dari 21 adegan, ada koreksi dan penambahan, menjadi 45 adegan," kata Bayu. Ia menambahkan bahwa seluruh koreksi akan diperbaiki oleh penyidik sebelum berkas perkara dilimpahkan kembali ke kejaksaan.

Kasus ini bermula dari penculikan dan penganiayaan terhadap Andreas Sianipar oleh Serka Holmes dan beberapa pelaku lainnya pada 8 Desember 2024. Penganiayaan tersebut dilakukan di rumah dinas Holmes dan kandang lembu. Setelah kejadian tersebut, keberadaan Andreas tidak diketahui hingga jenazahnya ditemukan pada Sabtu (12/2024) di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Jenazah Andreas ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tangan dan kaki terikat serta mata dan mulut dilakban. Motif pembunuhan diduga terkait dengan tuduhan penggelapan mobil yang disewa dari Serka Holmes.

Anggito Sianipar, adik korban, menjelaskan bahwa sebelum dibunuh, Andreas dituduh menggelapkan mobil yang disewa dari Holmes. "Suatu waktu, ada orang yang mengaku pemilik mobil itu datang ke abang saya dan mengambil mobilnya. Setelah itu, abang saya malah dituduh menggelapkan mobil," ungkap Anggito.

Kasus ini masih terus bergulir dan pihak kepolisian terus melakukan pendalaman untuk mengungkap seluruh fakta dan motif yang melatarbelakangi pembunuhan sadis ini.

Berikut adalah poin-poin penting terkait kasus ini:

  • Serka Holmes berbohong 3 kali terkait lokasi jenazah.
  • Jenazah ditemukan di sumur tua belakang rumah orang tua Serka Holmes.
  • Rekonstruksi mengungkap penambahan adegan dari 21 menjadi 45.
  • Korban diculik dan dianiaya sebelum dibunuh.
  • Motif pembunuhan diduga terkait penggelapan mobil.