Pasca-Serangan di Anggruk: Puluhan Guru dan Tenaga Kesehatan Yahukimo Mengungsi ke Jayapura dan Wamena

Evakuasi Massal Guru dan Nakes Menyusul Aksi Kekerasan di Yahukimo

Jayapura, Papua – Puluhan guru dan tenaga kesehatan (nakes) dari Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dievakuasi ke Jayapura dan Wamena pasca-serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Jumat (21/3/2025). Evakuasi ini merupakan respons cepat terhadap situasi keamanan yang memburuk di wilayah tersebut, yang sebelumnya dikenal relatif aman.

Komisaris Besar Polisi Ignasius Benny Ady Prabowo, Kabid Humas Polda Papua, mengonfirmasi bahwa evakuasi dilakukan pada Sabtu (22/3/2025) setelah serangan terjadi. Operasi evakuasi melibatkan tim gabungan dari TNI-Polri serta dukungan logistik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo.

"Kami memprioritaskan keselamatan para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah terpencil. Evakuasi ini adalah langkah preventif untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak," ujar Kombes Pol Benny dalam keterangan persnya.

Detail Korban dan Proses Evakuasi

Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 46 orang guru dan tenaga kesehatan yang dievakuasi. Proses evakuasi berlangsung dramatis, terutama untuk tujuh tenaga kesehatan yang menjadi korban langsung serangan. Evakuasi mereka baru dapat dilakukan pada Minggu (23/3/2025).

Berikut rincian korban:

  • Meninggal dunia: Rosalia Sogen (29)
  • Luka berat:
    • Fidelis De Lana (32)
    • Kosmas Paga (29)
    • Irmawati Nenobahan (26)
  • Luka ringan:
    • Vantiana Kambu (32)
    • Dionisia Taroci (27)
    • Penus Lepi (33)

Korban meninggal dan luka berat segera dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Darat Marthen Indey di Kota Jayapura. Sementara itu, korban luka ringan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Yowari Sentani, Kabupaten Jayapura.

Respon Pemerintah Daerah

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, menyatakan kesedihannya atas insiden ini dan mengutuk keras aksi kekerasan tersebut. Ia menegaskan bahwa Distrik Anggruk, yang telah menjadi tempat pelayanan selama puluhan tahun, tidak seharusnya menjadi sasaran serangan.

"Selama 64 tahun Injil masuk ke Anggruk, belum pernah terjadi kejadian seperti ini. Ini adalah wilayah yang aman dan tenang," kata Didimus Yahuli.

Pemerintah daerah telah mengerahkan lima pesawat sipil dan tiga helikopter TNI untuk mempercepat proses evakuasi dan memberikan bantuan kemanusiaan.

Penyelidikan dan Penegasan Identitas Korban

Polisi saat ini tengah melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap motif dan pelaku penyerangan. Aparat keamanan juga meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah-wilayah rawan.

Bupati Didimus Yahuli juga membantah tuduhan bahwa para korban adalah anggota TNI-Polri yang menyamar. Ia menegaskan bahwa mereka adalah guru dan tenaga kesehatan yang telah melalui proses seleksi ketat dan didoakan sebelum ditugaskan di Distrik Anggruk.

"Mereka bukan TNI-Polri. Mereka adalah guru dan nakes yang kami seleksi secara transparan," tegasnya.

Insiden ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan aparat keamanan. Upaya pemulihan trauma dan penanganan pengungsi terus dilakukan. Pemerintah juga berjanji akan meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah terpencil untuk menjamin keselamatan para pekerja kemanusiaan dan masyarakat.