Danantara Jadi Tumpuan Modal Agrinas, Bukan Lagi APBN
Danantara Jadi Tumpuan Modal Agrinas, Bukan Lagi APBN
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Kabar terbaru mengenai pendanaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan, perikanan/kelautan, dan pangan, Agrinas, membawa angin segar. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, mengumumkan bahwa Agrinas akan mendapatkan suntikan modal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, bukan lagi mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pengumuman ini sekaligus mengklarifikasi rencana sebelumnya terkait penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 8 triliun yang diharapkan berasal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Rosan menegaskan bahwa Agrinas akan menjadi bagian integral dari struktur Danantara.
"Dengan adanya struktur yang baru, Agrinas akan menjadi bagian dari Danantara. Jadi, PMN mungkin tidak dari Kementerian Keuangan, tetapi nanti kita lihat dari dividen yang kita dapat dari BUMN ini," ujar Rosan usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan.
Sebagai Kepala BPI Danantara, Rosan menjelaskan bahwa besaran alokasi dividen untuk pembentukan Agrinas masih dalam tahap pembahasan yang intensif. Sebelum keputusan final diambil, Danantara akan melakukan analisis mendalam terhadap Agrinas, memastikan keselarasan dengan kriteria dan parameter investasi yang ditetapkan.
"Intinya, Danantara sebagai induk Agrinas, saya diminta untuk menyelaraskan semua kegiatan dan rencana agar sesuai dengan arahan Menteri Koordinator bidang Pangan dan visi misi Danantara sebagai pencipta lapangan pekerjaan," jelas Rosan.
Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan, turut mengamini pernyataan tersebut, memastikan bahwa Agrinas tidak akan menerima suntikan dana dari PMN yang dialokasikan oleh Kemenkeu.
"Jadi, PMN tidak ada. Kira-kira itu," tegas Zulhas.
Zulhas menambahkan bahwa pemerintah saat ini fokus pada persiapan rencana kerja dan strategi perusahaan Agrinas untuk memastikan efektivitas dan dampak positif yang maksimal.
Fokus pada Pengembangan Sektor Pangan
Agrinas memiliki dua proyek utama yang menjadi prioritas, yaitu:
- Budidaya ikan seluas 20.000 hektar. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi perikanan nasional dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor kelautan.
- Pengembangan perkebunan kelapa sawit seluas 1 juta hektar. Dari total lahan tersebut, 221.000 hektar sudah dalam pengelolaan. Namun, 145.000 hektar di antaranya membutuhkan perbaikan, sementara sisanya masih berupa lahan kosong yang memerlukan penanaman baru.
"Sudah dalam pengelolaan 221.000, cuma dari situ 145.000 hektar perlu perbaikan, yang sisanya masih perlu tanam baru karena masih kawasan yang kosong. Sambil menunggu 145.000 hektar, akan dibangun pakan; pakan jadi kita pakan tidak hanya tergantung pada satu dua perusahaan, pakan akan dibangun di 6 lokasi hub pangan," terang Zulhas. Pembangunan fasilitas produksi pakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada perusahaan pakan tertentu dan menjamin ketersediaan pakan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
Dengan dukungan pendanaan dari Danantara dan fokus pada pengembangan sektor pangan, Agrinas diharapkan dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.