Eksklusif: 'Bapak PlayStation' Ken Kutaragi Simpan Prototipe Langka Nintendo PlayStation dalam Kondisi Prima
Misteri Prototipe Nintendo PlayStation Terungkap: Ken Kutaragi Simpan Artefak Sejarah Gaming
Sebuah kejutan menarik terungkap di dunia video game. Ken Kutaragi, sosok legendaris yang dikenal sebagai "Bapak PlayStation," ternyata menyimpan sebuah artefak gaming yang sangat langka dan berharga: prototipe konsol Nintendo PlayStation. Penemuan ini mencuat berkat unggahan foto oleh fotografer Julian Domanski di platform X (sebelumnya Twitter), yang berkesempatan bertemu dengan Kutaragi pada awal Oktober 2024 lalu.
"Tidak pernah terpikirkan saya akan melihat sesuatu yang begitu langka, Nintendo PlayStation!" tulis Domanski di akun Twitter-nya (@kantan_japan), mengungkapkan keterkejutannya mengetahui bahwa mantan CEO Sony Computer Entertainment (SCE) memiliki salah satu prototipe yang sangat dicari ini.
Penemuan ini bukan hanya sekadar kabar menarik bagi para kolektor dan penggemar sejarah game. Ia juga meralat asumsi sebelumnya bahwa prototipe Nintendo PlayStation yang dilelang pada tahun 2020 dengan harga fantastis 360.000 dollar AS (sekitar Rp 5,1 miliar) adalah satu-satunya unit yang tersisa. Fakta bahwa Kutaragi masih menyimpan satu unit menunjukkan keberadaan prototipe lain, menambah misteri dan daya tarik seputar konsol kolaborasi yang gagal ini.
Kondisi Prima Prototipe Simpanan Kutaragi
Perbedaan signifikan terlihat pada kondisi prototipe yang disimpan oleh Kutaragi dibandingkan dengan unit yang dilelang beberapa tahun lalu. Prototipe yang dilelang ditemukan oleh Terry dan Dan Diebold di tempat sampah Advanta Corporation setelah perusahaan tersebut bangkrut pada tahun 2009. Akibatnya, kondisinya tidaklah prima.
Sebaliknya, prototipe Nintendo PlayStation milik Kutaragi terlihat dalam kondisi yang jauh lebih baik. Konsol berwarna putih ini dilengkapi dengan tombol-tombol pengaturan pemutaran game, layar kecil, slot untuk CD dan cartridge, serta logo PlayStation berwarna biru yang khas. Kondisi fisik yang terjaga dengan baik mengindikasikan bahwa prototipe ini dirawat dengan sangat hati-hati.
Kilas Balik Proyek Kolaborasi Nintendo x Sony
Kisah Nintendo PlayStation bermula pada era 1980-an, ketika Nintendo dan Sony menjalin kemitraan untuk mengembangkan sebuah konsol revolusioner. Sony saat itu bertugas mengembangkan versi CD-ROM dari Super Famicom (SNES), serta konsol hibrida yang mendukung format CD dan cartridge, sebagai jawaban atas munculnya format CD.
Nintendo menamakan proyek ini SNES-CD, sementara Sony memilih nama PlayStation. Kerjasama ini berjalan lancar pada awalnya, menghasilkan ratusan prototipe yang menjanjikan sebuah produk revolusioner. Bahkan, pada Mei 1991, Sony memamerkan prototipe tersebut di acara Consumer Electronics Show (CES), menarik perhatian besar dari para penggemar game.
Namun, perselisihan mengenai hak lisensi memicu keretakan dalam hubungan kedua perusahaan. Nintendo akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Sony dan beralih menggandeng Philips untuk melanjutkan proyek serupa. Sementara itu, Sony terpaksa mengembangkan PlayStation sendiri, yang kemudian menjadi konsol yang sangat sukses dan mendominasi pasar game hingga saat ini.
Pada akhir tahun 1993, Sony mendirikan Sony Computer Entertainment Inc. (SCEI) untuk fokus pada pengembangan PlayStation. Kegagalan proyek Nintendo PlayStation justru menjadi titik balik bagi Sony, mengantarkan mereka menuju kesuksesan besar di industri game. Kisah ini menjadi pengingat bahwa kegagalan seringkali menjadi batu loncatan menuju keberhasilan yang lebih besar.
Berikut adalah fitur utama dari Nintendo PlayStation:
- Warna: Putih
- Fitur: Tombol pengaturan pemutaran game, layar kecil, slot CD dan cartridge
- Logo: PlayStation berwarna biru
- Kondisi: Prima (pada prototipe milik Ken Kutaragi)
Kisah penemuan prototipe Nintendo PlayStation yang disimpan oleh Ken Kutaragi ini menjadi bukti betapa pentingnya pelestarian sejarah video game. Artefak-artefak seperti ini memberikan wawasan berharga tentang evolusi industri game dan kolaborasi yang gagal namun berdampak besar pada perkembangan industri tersebut.