XL Axiata dan Smartfren Bersatu: Lahirnya XL Smart dan Era Baru Telekomunikasi Indonesia

Konsolidasi Raksasa: XL Axiata dan Smartfren Resmi Merger Menjadi XL Smart

Peta persaingan industri telekomunikasi Indonesia mengalami perubahan signifikan dengan resminya merger antara XL Axiata dan Smartfren. Penggabungan dua kekuatan besar ini melahirkan entitas baru bernama XL Smart, yang diprediksi akan menjadi pemain kunci dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan di sektor ini. Keputusan strategis ini diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada hari Selasa, 25 Maret lalu. RUPST juga menetapkan pembagian dividen kepada pemegang saham senilai total Rp 1,11 triliun, atau setara dengan Rp 85,7 per lembar saham.

Optimisme Pasar dan Prospek Pertumbuhan XL Smart

Merger ini disambut positif oleh pasar, dengan ekspektasi peningkatan skala bisnis dan akselerasi pertumbuhan laba usaha. Analis memperkirakan saham XL Axiata, yang sebelumnya berada di level Rp 2.350 per lembar, berpotensi meningkat menjadi Rp 3.000-an per lembar setelah merger. Hal ini didasarkan pada asumsi peningkatan valuasi perusahaan hingga lima kali lipat pada EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi). Dengan potensi EBITDA mencapai sekitar Rp 25 triliun, XL Smart diharapkan mampu mencapai kinerja yang sulit diraih jika kedua perusahaan beroperasi secara independen.

Kinerja XL Axiata menjadi salah satu pendorong utama optimisme ini. Pada tahun 2024, perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6% menjadi Rp 34,4 triliun, dengan lonjakan laba sebesar 44,72% dari Rp 1,12 triliun menjadi Rp 1,82 triliun. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 85,7 per saham juga menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, meningkat signifikan dibandingkan Rp 48,6 per lembar pada tahun 2023.

Tantangan dan Peluang: Integrasi Jaringan dan Spektrum Frekuensi

Meski demikian, merger ini juga membawa tantangan tersendiri. Smartfren, mitra dalam merger ini, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,41 triliun dengan kerugian yang meningkat signifikan sebesar 1.088,81% menjadi minus Rp 1,09 triliun pada tahun 2024. Integrasi kedua perusahaan membutuhkan strategi yang matang untuk mengatasi tantangan ini dan memaksimalkan sinergi yang ada. Sinar Mas, yang kini memiliki 34,8% saham di XL Smart (sama dengan kepemilikan Axiata Group), diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam membalikkan tren kerugian Smartfren.

Salah satu peluang utama dari merger ini adalah potensi perluasan jangkauan layanan melalui integrasi jaringan. Dengan menggabungkan sekitar 15.000 BTS (Base Transceiver Station) yang tumpang tindih, XL Smart berpotensi meningkatkan jumlah BTS menjadi sekitar 225.000 unit. Pengalaman merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison Tree (3) menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dapat menjadi pelajaran berharga. IOH berhasil menambah 10 juta pelanggan melalui integrasi jaringan dan memperluas layanan ke 16.400 desa baru di wilayah Indonesia Timur.

Persaingan Spektrum dan Masa Depan Layanan

XL Smart kini memiliki lebar spektrum gabungan sebesar 152 MHz, termasuk 40 MHz di rentang 2,3 GHz yang menggunakan teknologi TDD (time division duplexing). Kapasitas spektrum 2300 MHz yang lebih besar dibandingkan spektrum 900 MHz, 1800 MHz, dan 2100 MHz memberikan keunggulan kompetitif dalam melayani pelanggan, terutama di wilayah padat penduduk atau wilayah baru. Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memutuskan untuk mengambil spektrum selebar 2X7,5MHz di rentang 900MHz milik XL Axiata, sehingga jumlah spektrum XL Smart akan menjadi 137MHz, mirip dengan milik IOH yang 135MHz.

Persaingan untuk mendapatkan spektrum tambahan di rentang 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz yang akan dilelang tahun ini juga semakin ketat. Ketiga operator besar, termasuk XL Smart, IOH, dan Telkomsel, berminat pada 15MHz di spektrum 900 MHz yang transisinya baru akan terjadi pada Desember 2026. Spektrum 900 MHz sangat ideal untuk layanan IoT (Internet of Things) yang membutuhkan cakupan luas, seperti aplikasi di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

Dengan potensi sinergi dan tantangan yang ada, XL Smart memiliki peluang besar untuk menjadi pemain dominan di industri telekomunikasi Indonesia. Keberhasilan integrasi jaringan, optimalisasi spektrum frekuensi, dan inovasi layanan akan menjadi kunci untuk meraih kesuksesan di era persaingan yang semakin ketat.