Mantan Pengendara Ojek Daring di Kediri Berjuang Melawan Kanker Usus, Butuh Dukungan Finansial untuk Pengobatan

Arif Romadhon: Antara Viralitas Masa Lalu dan Perjuangan Melawan Kanker Usus

KEDIRI, JAWA TIMUR – Nama Arif Romadhon (39) mungkin masih terngiang di benak sebagian orang karena insiden lucu sekaligus memilukan saat mudik Lebaran lalu, di mana ia viral lantaran tak sengaja meninggalkan istrinya. Namun, di balik ingatan tentang kejadian itu, Arif kini tengah menghadapi ujian hidup yang jauh lebih berat: kanker usus stadium 2.

Pria asal Kediri, Jawa Timur, yang kini berdomisili di Bogor Utara, Jawa Barat, didiagnosis menderita penyakit mematikan tersebut pada November 2024. Sejak saat itu, hidupnya berubah drastis. Arif yang dulu dikenal sebagai sosok pekerja keras dan aktif, kini harus berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Perjuangan Melawan Kanker di Tengah Keterbatasan Ekonomi

Pada Desember 2024, Arif telah menjalani operasi pengangkatan sebagian ususnya yang terkena kanker. Meski operasi berjalan lancar, ia tetap memerlukan perawatan intensif pasca-operasi, termasuk kontrol rutin ke rumah sakit setiap dua minggu sekali. Biaya pengobatan yang terus membengkak menjadi masalah utama, apalagi setelah ia tak lagi bisa bekerja sebagai pengemudi ojek daring.

"Awalnya saya kira hanya asam lambung biasa. Ternyata setelah diperiksa, dokter mendiagnosis kanker usus stadium 2," ungkap Arif dengan nada lirih.

Sejak sakit, Arif tidak bisa lagi mencari nafkah. Akun ojek daringnya bahkan telah dinonaktifkan karena tidak ada aktivitas. Praktis, satu-satunya sumber pendapatan keluarga kini hanya bergantung pada Siti Aminah, istrinya, yang membuka jasa jahit rumahan. Namun, penghasilan Siti Aminah tentu tidak cukup untuk menutupi biaya pengobatan Arif yang terus meningkat dan kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk meringankan beban biaya pengobatan, Arif telah menjual berbagai barang berharga miliknya, termasuk perabot rumah tangga dan sepeda motor yang sehari-hari ia gunakan untuk bekerja. Namun, upaya tersebut ternyata belum cukup untuk menutupi seluruh biaya yang dibutuhkan.

Bantuan BPJS Belum Mencukupi

Arif memang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, namun sayangnya tidak semua biaya yang timbul akibat penyakitnya ditanggung oleh program tersebut. Biaya transportasi ke rumah sakit untuk kontrol rutin, biaya perawatan luka, dan biaya pembelian obat-obatan penunjang tidak termasuk dalam tanggungan BPJS.

"Untuk membersihkan luka setiap dua hari sekali, saya harus meminta bantuan tenaga kesehatan yang datang ke rumah. Tentu saya tidak enak jika tidak memberi ongkos," ujar Arif.

Salah satu kebutuhan mendesak Arif saat ini adalah biaya untuk membeli kantong stoma, alat yang digunakan untuk menampung kotoran dari usus melalui lubang buatan di perutnya. Biaya untuk membeli kantong stoma dan obat-obatan penunjang lainnya mencapai sekitar Rp 2 juta per bulan. Jumlah ini tentu sangat memberatkan bagi keluarga Arif yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Uluran Tangan Dibutuhkan

Arif kini sangat membutuhkan uluran tangan dari masyarakat untuk dapat melanjutkan pengobatannya. Bantuan dana sangat diperlukan agar ia bisa menjalani perawatan medis yang diperlukan dan terus berjuang melawan penyakit ini.

Bagi para dermawan yang tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban Arif Romadhon, dapat menghubungi yang bersangkutan melalui informasi kontak yang tersedia. Setiap bantuan, sekecil apapun, akan sangat berarti bagi Arif dan keluarganya.

Di tengah kesulitan yang mendera, Arif tetap berusaha untuk mempertahankan semangatnya. Ia berharap suatu hari nanti bisa kembali sehat dan beraktivitas seperti sedia kala. Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi penyemangat baginya dalam menghadapi ujian berat ini. Mari kita bantu Arif untuk kembali tersenyum dan berjuang melawan kanker.

Berikut adalah rincian kebutuhan Arif:

  • Biaya transportasi kontrol rutin ke rumah sakit
  • Biaya perawatan luka
  • Biaya pembelian kantong stoma (Rp 2 juta per bulan)
  • Biaya pembelian obat-obatan penunjang
  • Biaya kebutuhan sehari-hari keluarga

Arif berharap bisa segera pulih dan kembali bekerja untuk menafkahi keluarganya. Ia juga ingin kembali mengantar anaknya ke sekolah dan bermain bersamanya.

Mari kita wujudkan harapan Arif dengan memberikan dukungan dan bantuan semampu kita.