Misteri Kematian Akseyna: Keluarga Desak Penyelidikan Transparan Setelah Satu Dekade
Keluarga Akseyna Ahad Dori Merindukan Keadilan di Tengah Dekade Misteri
Kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang ditemukan meninggal di Danau Kenanga pada tahun 2015, masih menyisakan luka mendalam bagi keluarga. Setelah hampir satu dekade berlalu tanpa titik terang, keluarga Akseyna kembali menyuarakan harapan agar kasus ini segera terungkap.
Arfilla Ahad Dori, kakak kandung Akseyna, mengungkapkan kekecewaannya atas lambannya penanganan kasus ini. Ia mempertanyakan keseriusan pihak kepolisian dan UI dalam mengungkap kebenaran di balik kematian adiknya. "Saya sudah menjawab pertanyaan ini selama 10 tahun dan jawaban saya tidak berubah. Saya yakin polisi, UI, teman-teman, dan wartawan tahu persis apa harapan kami," ujarnya.
Arfilla merasa bahwa harapan keluarganya selama ini hanya dianggap sebagai formalitas belaka. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk penyelidikan yang berlangsung lama dan viral di media sosial. Pergantian pejabat kepolisian pun tak kunjung membuahkan hasil yang signifikan. Lebih lanjut, Arfilla juga menyoroti keberadaan ahli forensik dan kriminolog di UI yang seharusnya dapat memberikan kontribusi dalam mengungkap kasus ini.
Pertanyaan Besar yang Belum Terjawab
Keluarga Akseyna mempertanyakan apakah pihak berwajib benar-benar tidak mampu atau tidak mau menyelesaikan kasus ini. Arfilla menekankan pentingnya transparansi dalam proses penyelidikan. Ia berharap polisi dan pihak kampus bersedia menjelaskan secara terbuka temuan-temuan dan hambatan yang dihadapi kepada keluarga.
"Seharusnya ada audiensi tiga pihak di depan publik, supaya publik juga bisa menilai dan mungkin ikut memberikan masukan," kata Arfilla. Usulan ini bertujuan untuk mendorong akuntabilitas dan partisipasi publik dalam upaya mengungkap kebenaran.
Kilas Balik Kasus Akseyna
Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga, Kampus UI, pada Kamis, 26 Maret 2015. Awalnya, kematian Akseyna diduga sebagai kasus bunuh diri berdasarkan surat tulisan tangan yang ditemukan di lokasi kejadian. Namun, sejumlah temuan kemudian menimbulkan kecurigaan adanya tindak pidana.
Hasil visum menunjukkan adanya lebam pada tubuh korban, sementara analisis tulisan tangan mengindikasikan bahwa surat tersebut ditulis oleh dua orang yang berbeda. Fakta-fakta ini mengarah pada dugaan bahwa Akseyna menjadi korban pembunuhan.
Menurut Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) ketiga yang dikeluarkan pada Jumat, 25 Oktober 2024, polisi telah memeriksa tiga saksi. Namun, identitas dan informasi mengenai saksi-saksi tersebut tidak diungkapkan kepada publik.
Keluarga Berharap Keadilan Segera Terwujud
Setelah satu dekade berlalu, keluarga Akseyna Ahad Dori masih berharap agar keadilan dapat ditegakkan. Mereka mendesak pihak kepolisian dan UI untuk bekerja sama secara transparan dan akuntabel dalam mengungkap misteri kematian Akseyna. Keluarga berharap agar kasus ini tidak terus berlarut-larut dan pelaku pembunuhan dapat segera diungkap dan diadili.
Poin-poin Penting:
- Kasus kematian Akseyna Ahad Dori masih menjadi misteri setelah 10 tahun.
- Keluarga Akseyna mendesak penyelidikan yang transparan dan akuntabel.
- Polisi telah memeriksa tiga saksi, tetapi identitas mereka dirahasiakan.
- Kematian Akseyna awalnya diduga bunuh diri, tetapi kemudian mengarah pada dugaan pembunuhan.
- Keluarga berharap agar pelaku pembunuhan segera diungkap dan diadili.