Perjanjian Mineral Ukraina-AS Tetap Berlanjut Meski Diwarnai Perselisihan di Gedung Putih
Perjanjian Mineral Ukraina-AS Tetap Berlanjut Meski Diwarnai Perselisihan di Gedung Putih
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan komitmen negaranya untuk menandatangani perjanjian kerja sama eksploitasi sumber daya mineral dengan Amerika Serikat (AS), meskipun pertemuannya dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada Jumat (28/2) lalu diwarnai perselisihan yang cukup alot. Pernyataan Zelensky ini disampaikan seusai menghadiri pertemuan para pemimpin negara-negara Eropa di London, Minggu (2/3). Meskipun pertemuan di Ruang Oval berakhir tanpa penandatanganan perjanjian seperti yang direncanakan, Zelensky menekankan bahwa Ukraina tetap siap untuk melanjutkan proses negosiasi dan menandatangani perjanjian tersebut begitu kedua belah pihak mencapai kesepakatan akhir.
"Ukraina siap untuk menandatangani perjanjian mineral dengan Amerika Serikat," tegas Zelensky, seperti dikutip dari pernyataan resmi yang dirilis oleh kantor kepresidenan Ukraina. Ia menambahkan bahwa perjanjian tersebut akan ditandatangani setelah seluruh poin penting dalam kesepakatan tersebut telah disepakati oleh kedua negara. "Perjanjian yang saat ini tengah dibahas akan ditandatangani jika semua pihak telah siap," jelasnya, menekankan pentingnya komitmen bersama untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Pertemuan antara Zelensky dan Trump di Gedung Putih awalnya dijadwalkan untuk meresmikan penandatanganan perjanjian kerja sama eksploitasi sumber daya mineral Ukraina. Perjanjian ini dipandang sebagai bagian penting dari upaya pemulihan pascaperang di Ukraina, dengan AS berperan sebagai fasilitator dalam proses perdamaian. Namun, pertemuan tersebut justru berubah menjadi perdebatan sengit antara kedua pemimpin negara. Sumber-sumber di Gedung Putih menyebutkan bahwa Trump menuntut agar Zelensky menunjukkan rasa terima kasih yang lebih besar atas dukungan AS terhadap Ukraina selama konflik dengan Rusia. Trump bahkan mengancam untuk menarik dukungan AS jika perjanjian tersebut tidak segera ditandatangani.
Meskipun pertemuan tersebut berakhir tanpa penandatanganan perjanjian dan diwarnai suasana tegang, Zelensky menunjukkan sikap yang tetap konstruktif. "Adalah kebijakan kami untuk melanjutkan apa yang terjadi di masa lalu, kami konstruktif," kata Zelensky, seperti dikutip dari berbagai media internasional. Sikap ini menunjukkan komitmen Ukraina untuk melanjutkan kerjasama dengan AS terlepas dari dinamika politik yang terjadi antara kedua pemimpin negara.
Ketegangan antara kedua pemimpin negara tersebut tidak menghentikan upaya Ukraina untuk mengamankan kesepakatan mineral yang strategis ini. Perjanjian ini diyakini akan memberikan akses bagi perusahaan AS untuk mengeksploitasi sumber daya mineral di Ukraina, yang berpotensi meningkatkan perekonomian Ukraina dan mendukung upaya rekonstruksi pascaperang. Sementara itu, AS akan mendapatkan akses ke sumber daya mineral penting yang dibutuhkan untuk industri strategis negaranya. Proses negosiasi selanjutnya akan menjadi kunci untuk menentukan kapan perjanjian ini dapat ditandatangani secara resmi. Kedua negara diharapkan dapat menyelesaikan perbedaan pendapat dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Catatan: Sumber informasi yang digunakan meliputi pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Ukraina, berita dari AFP, dan BBC.