Perjalanan Gina Menerima Gwenny: Dari Keterkejutan hingga Menjadi Advokat Epilepsi
Perjalanan Gina Menerima Gwenny: Dari Keterkejutan hingga Menjadi Advokat Epilepsi
Menjadi orang tua dari anak dengan kebutuhan khusus adalah perjalanan yang unik dan seringkali penuh tantangan. Gina, seorang ibu dari tiga anak, mengalami perjalanan emosional yang mendalam ketika putri bungsunya, Gwenny, didiagnosis menderita epilepsi pada usia lima bulan. Awalnya, Gina merasa terpukul dan sulit menerima kenyataan ini. Namun, seiring berjalannya waktu, ia berubah menjadi seorang advokat yang gigih bagi Gwenny dan komunitas epilepsi.
Diagnosa yang Mengejutkan
Gwenny lahir sehat dan tidak memiliki riwayat prematur atau trauma kepala. Namun, pada usia lima bulan, ia mulai mengalami kejang yang tidak biasa. Mata Gwenny tiba-tiba terarah ke satu sisi, tubuhnya menjadi kaku, dan ia tampak tidak sadar. Setelah serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosis Gwenny menderita epilepsi. Bagi Gina, diagnosa ini terasa seperti mimpi buruk. Ia tidak bisa memahami mengapa hal ini terjadi pada putrinya.
"Saya nangis di depan dokter. Terima kenyataan pada saat hasil itu keluar, rekam otak itu keluar. Kalau terbayang (mengingat) lagi, pikiran negatifnya pasti ‘kenapa anaknya begini? Jauh berbeda dengan kakaknya’,” ungkap Gina.
Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang berulang. Kejang terjadi akibat aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Gejala epilepsi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi kesadaran, gerakan, atau sensasi.
Penolakan dan Penerimaan
Dalam fase awal penerimaan diagnosa, Gina sempat menghentikan pengobatan Gwenny karena tidak percaya bahwa putrinya menderita epilepsi. Namun, keputusannya ini berakibat fatal. Seminggu setelah pengobatan dihentikan, Gwenny mengalami kejang berulang. Gina segera membawa Gwenny kembali ke dokter dan merasa sangat bersalah atas tindakannya.
Dokter menegur Gina dan menekankan pentingnya pengobatan epilepsi untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut. Gina akhirnya menerima kenyataan bahwa Gwenny membutuhkan pengobatan jangka panjang. Dokter juga mengingatkan Gina, bahwa Gwenny akan bisa menerima keadaannya jika sang ibunda menerima keadaan anaknya.
Perasaan Malu dan Dukungan
Selain merasa terpukul, Gina juga merasa malu dan khawatir tentang bagaimana masyarakat akan memandang Gwenny. Ia takut Gwenny akan dikucilkan atau diperlakukan berbeda karena epilepsinya. Gina juga khawatir tentang masa depan Gwenny dan apakah ia akan dapat menjalani kehidupan yang normal.
"Dulu sebenarnya saya malu ‘mengakui’ bahwa anak saya ODE. Jujur saya malu,” aku Gina.
Namun, Gina tidak menyerah. Ia bergabung dengan Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI), sebuah forum dukungan bagi orang dengan epilepsi dan keluarga mereka. Di KEI, Gina bertemu dengan orang tua lain yang menghadapi tantangan serupa. Ia mendengar cerita mereka, berbagi pengalaman, dan belajar tentang cara terbaik untuk mendukung Gwenny.
Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga sangat penting bagi Gina. Orang tuanya memberikan semangat dan mengingatkannya bahwa ia tidak bisa melawan kehendak Tuhan. Mereka membantu Gina untuk fokus pada hal-hal positif dalam hidup Gwenny dan untuk menghargai setiap pencapaian kecil yang diraihnya.
Menjadi Advokat Epilepsi
Seiring berjalannya waktu, Gina menjadi lebih menerima keadaan Gwenny. Ia menyadari bahwa epilepsi bukanlah akhir dari segalanya. Gwenny masih bisa menjalani kehidupan yang bahagia dan bermakna. Gina juga menyadari bahwa ia memiliki peran penting untuk dimainkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang epilepsi.
Gina mulai berbicara secara terbuka tentang pengalaman Gwenny. Ia berbagi cerita dengan teman, keluarga, dan komunitasnya. Gina juga aktif dalam kegiatan KEI, membantu menyebarkan informasi tentang epilepsi dan memberikan dukungan kepada keluarga lain yang baru didiagnosis.
"Pikir bahwa di balik anak saya begitu, pasti ada yang spesial dari dia. Ada yang lebih dari dia. Kalau respons orang bilang epilepsi enggak bisa sembuh, saya enggak mau pikir ke situnya. Saya anggap terserah mereka mau bicara apa,” kata Gina.
Gina berharap bahwa dengan berbagi ceritanya, ia dapat membantu mengurangi stigma seputar epilepsi dan memberikan harapan kepada orang tua lain yang menghadapi tantangan serupa. Ia ingin masyarakat memahami bahwa orang dengan epilepsi dapat hidup sehat, produktif, dan bahagia.
Masa Depan Gwenny
Saat ini, Gwenny dalam kondisi stabil dan tidak mengalami kejang sejak kembali mengonsumsi obatnya secara teratur. Dokter bahkan mengatakan bahwa pengobatan Gwenny mungkin dapat dihentikan di masa depan. Namun, Gina masih trauma dengan pengalaman kejang berulang yang dialami Gwenny saat pengobatannya sempat dihentikan. Ia memilih untuk tetap memberikan obat kepada Gwenny sampai ia merasa benar-benar siap untuk menghentikannya.
Gina tidak tahu apa yang akan terjadi pada Gwenny di masa depan. Namun, ia bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi putrinya. Ia akan terus mendukung Gwenny, mencintainya tanpa syarat, dan membantunya mencapai potensi penuhnya. Kisah Gina adalah inspirasi bagi kita semua untuk menerima perbedaan, menghargai kehidupan, dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Point Penting:
- Diagnosa Awal: Keterkejutan dan penolakan Gina saat Gwenny didiagnosis epilepsi.
- Penerimaan dan Dukungan: Peran dokter, keluarga, dan komunitas dalam membantu Gina menerima kondisi Gwenny.
- Perjuangan Melawan Stigma: Upaya Gina dalam mengatasi rasa malu dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang epilepsi.
- Harapan untuk Masa Depan: Optimisme Gina terhadap masa depan Gwenny dan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi putrinya.