IHSG Menguat di Tengah Sentimen Global, Rupiah Tertekan Hingga Level Rp 16.627
IHSG Menguat Tipis di Awal Perdagangan, Rupiah Berjuang di Tengah Ketidakpastian Global
Jakarta, [Tanggal] - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif di pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, meskipun rupiah harus berjuang melawan tekanan pelemahan yang signifikan. Sentimen global dan faktor domestik menjadi penentu arah pasar finansial Indonesia.
Pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat berada di posisi 6.230,68, mengalami kenaikan sebesar 69,46 poin atau setara dengan 1,13 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 6.197,98. Data perdagangan menunjukkan bahwa 225 saham berhasil mencatatkan kenaikan, sementara 101 saham mengalami penurunan. Sebanyak 192 saham lainnya terpantau stagnan.
Nilai transaksi yang tercatat hingga saat ini mencapai Rp 591,65 miliar, dengan volume perdagangan sebesar 389,50 juta saham. Penguatan IHSG terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap kebijakan ekonomi global dan tensi geopolitik.
Sentimen Pasar dan Analisis Para Ahli
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, menyoroti bahwa pasar masih dibayangi oleh potensi implementasi tarif impor mobil oleh Presiden AS Donald Trump. Meskipun ada indikasi bahwa beberapa negara akan mendapatkan keringanan, ketidakjelasan kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.
"Kebijakan tarif Trump, meskipun digunakan sebagai alat negosiasi, memiliki dampak berlapis yang dapat memicu volatilitas pasar," ujar Nico Demus. Ia memperkirakan IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support dan resistance berada di kisaran 5.950 – 6.380.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengamati bahwa IHSG saat ini membentuk pola ending diagonal, yang mengindikasikan potensi rebound agresif setelah mengalami penurunan. Untuk mengkonfirmasi pembalikan tren, IHSG perlu melewati level resisten krusial di 6.319.
"Level support IHSG berada di 5.947, 5.749, 5.644, dan 5.485, sedangkan level resistennya berada di 6.319, 6.445, 6.557, dan 6.663. Indikator MACD saat ini menunjukkan momentum bearish," jelas Ivan Rosanova.
Kondisi Bursa Regional dan Pergerakan Rupiah
Di bursa regional Asia, pergerakan pasar terpantau bervariasi. Berikut adalah rangkuman pergerakan beberapa indeks utama:
- Strait Times (Singapura): Naik 0,94 persen ke level 3.973,44
- Shanghai Composite (Tiongkok): Stagnan di level 3.370,12
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,28 persen ke level 38.091,50
- Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,43 persen ke level 23.5633,00
Rupiah mengalami tekanan terhadap dollar AS di pasar spot. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.15 WIB, rupiah berada di level Rp 16.627,5 per dollar AS, melemah 60 poin atau 0,36 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 16.567,5 per dollar AS.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh penguatan indeks dollar AS dan kekhawatiran pasar terhadap dampak kebijakan tarif Presiden Trump serta konflik geopolitik di Timur Tengah.
"Selain itu, sentimen negatif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik juga turut membebani rupiah, terefleksi dari pergerakan indeks saham BEI," kata Ariston Tjendra. Ia memperkirakan potensi pelemahan rupiah hari ini dapat mencapai level tertinggi di sekitar 16.590 dan bahkan menembus ke atas 16.600, dengan level support di sekitar 16.500.