Perubahan Positif: Kesadaran Masyarakat Solo Meningkat Terhadap Epilepsi
Kesadaran Masyarakat Solo Meningkat Terhadap Epilepsi: Perspektif Baru dan Penanganan yang Lebih Baik
Solo, Jawa Tengah - Kesadaran masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah, terhadap penyakit epilepsi menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Retno Erawati Wulandari, yang melihat adanya perubahan positif dalam cara masyarakat memandang dan menangani kondisi neurologis ini.
Dahulu, stigma negatif seringkali melekat pada penderita epilepsi, yang berujung pada pengucilan sosial. Namun, Retno mengungkapkan bahwa kini masyarakat Solo semakin memahami epilepsi, sehingga respons yang diberikan saat terjadi serangan pun menjadi lebih tepat dan efektif. Fokus utama saat ini adalah memastikan keamanan jalan napas penderita saat kejang.
"Persepsi masyarakat terhadap epilepsi sudah jauh berbeda. Jika dulu cenderung dikucilkan, sekarang kesadaran sudah meningkat. Prioritas utama saat terjadi serangan adalah mengamankan saluran pernapasan agar tidak tersumbat," ujar Retno.
Epilepsi sendiri merupakan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan aktivitas otak yang abnormal. Kondisi ini dapat memicu kejang, yang seringkali disertai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali. Salah satu risiko yang sering terjadi saat kejang adalah penderita secara tidak sadar menggigit lidah atau bibirnya.
Pertolongan Pertama Saat Kejang
Retno menjelaskan pentingnya memberikan pertolongan pertama yang tepat saat seseorang mengalami kejang akibat epilepsi. Berikut langkah-langkah yang disarankan:
- Amankan Lingkungan: Jauhkan benda-benda berbahaya di sekitar penderita untuk menghindari cedera.
- Lindungi Kepala: Letakkan alas lembut di bawah kepala penderita untuk mencegah benturan.
- Longgarkan Pakaian: Buka kancing atau ikat pinggang yang ketat untuk mempermudah pernapasan.
- Gunakan Bantalan Mulut: Selipkan sendok yang dilapisi kain bersih atau kasa di antara gigi atas dan bawah untuk mencegah lidah tergigit.
- Jangan Menahan Gerakan: Biarkan kejang berlangsung tanpa mencoba menahan gerakan penderita.
- Perhatikan Waktu: Catat durasi kejang untuk dilaporkan kepada petugas medis.
- Hubungi Bantuan Medis: Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau terjadi berulang, segera hubungi ambulans.
Berdasarkan data tahun 2024, terdapat sekitar 1.000 kasus epilepsi di Kota Solo. Meskipun angka ini masih ada, Retno menyebutkan bahwa jumlahnya sudah jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia juga menekankan pentingnya kontrol rutin bagi penderita epilepsi untuk mengendalikan frekuensi dan intensitas kejang.
Pentingnya Kontrol Rutin dan Identifikasi Pemicu
"Kontrol rutin sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu kejang. Dengan mengetahui pemicunya, penderita dapat menghindari hal-hal yang berpotensi memicu serangan," jelas Retno.
Pemicu kejang pada setiap individu dapat berbeda-beda. Meskipun aktivitas yang berlebihan seringkali dianggap sebagai penyebab, namun faktor lain seperti kurang tidur, stres, atau bahkan makanan tertentu juga dapat memicu kejang pada orang yang sensitif.
"Penting untuk diingat bahwa penyebab kejang tidak selalu sama pada setiap orang. Setiap individu memiliki pemicu yang berbeda. Jika seseorang sensitif terhadap pemicu tertentu, maka ia akan lebih rentan mengalami serangan kejang," pungkas Retno. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan penanganan yang tepat, diharapkan kualitas hidup penderita epilepsi di Solo dapat semakin meningkat.