Kekecewaan Pengemudi Ojol Lebak: Bonus Hari Raya Jauh dari Harapan
Bonus Lebaran Tak Sesuai Janji, Pengemudi Ojol di Lebak Meradang
Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Lebak, Banten, menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengungkapkan kekecewaan mendalam atas Bonus Hari Raya (BHR) yang mereka terima. Nominal yang jauh di bawah ekspektasi membuat para pengemudi merasa dipermainkan oleh aplikator.
Ade (38), seorang pengemudi ojol yang telah beroperasi sejak 2019, mengungkapkan keterkejutannya saat menerima notifikasi BHR sebesar Rp 50.000. "Saya benar-benar lemas saat melihat angkanya. Jauh sekali dari yang saya harapkan," ujarnya saat ditemui di Rangkasbitung. Ade mengaku telah menjanjikan kepada keluarganya untuk membelikan baju Lebaran dari bonus tersebut, dan sebelumnya memperkirakan akan menerima sekitar Rp 1.000.000 berdasarkan informasi mengenai persentase bonus dari pendapatan bulanan.
"Hitungannya kan seharusnya 20 persen dari pendapatan. Kalau begitu, saya bisa dapat sekitar sejuta. Tapi kenyataannya hanya segitu," keluhnya.
Kekecewaan Ade bukan tanpa alasan. Ia mengaku telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan aplikator, termasuk jam kerja yang tinggi dan tingkat penerimaan order yang memadai. "Saya online hampir setiap hari, bahkan lebih dari 200 jam per bulan. Tidak pernah libur," tegasnya.
Senada dengan Ade, Doni (42), pengemudi ojol lainnya, merasa aplikator memberikan harapan palsu. BHR yang ia terima, Rp 100.000, dinilainya tidak sebanding dengan pengorbanan dan loyalitasnya sebagai mitra. Ironisnya, Doni mengetahui bahwa pengemudi baru yang menjadikan ojol sebagai pekerjaan sampingan menerima nominal yang sama.
"Ini tidak adil. Saya sudah narik dari 2018, dan bonusnya sama dengan yang baru gabung?" tanyanya dengan nada kecewa.
Para pengemudi ojol di Lebak berharap pihak aplikator dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap skema pembagian BHR. Mereka merasa kriteria yang ditetapkan tidak jelas dan tidak mencerminkan kontribusi serta dedikasi para mitra. Ketidakjelasan ini menimbulkan kecurigaan dan kekecewaan yang mendalam.
Kriteria BHR yang Dipertanyakan
Menurut informasi yang diterima pengemudi melalui notifikasi aplikasi, besaran BHR seharusnya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 900.000. Beberapa kriteria yang mempengaruhi jumlah bonus meliputi:
- Hari aktif minimal 25 hari per bulan
- Jam online minimal 200 jam
- Tingkat penerimaan order minimal 90 persen
- Tingkat penyelesaian trip minimal 90 persen
- Periode penilaian Maret 2024 hingga Februari 2025
Namun, para pengemudi merasa kriteria tersebut tidak transparan dan tidak mencerminkan realitas di lapangan. Banyak dari mereka yang telah memenuhi semua persyaratan, namun tetap menerima BHR dengan nominal yang rendah.
Kondisi ini memicu pertanyaan mengenai keadilan dan transparansi dalam sistem pembagian bonus. Para pengemudi berharap ada dialog terbuka antara aplikator dan mitra untuk mencari solusi yang adil dan memuaskan semua pihak.