Nestapa Keluarga di Manggarai Timur: Ibu Korbankan Harta Demi Kesembuhan Anak Tercinta dari Epilepsi
Perjuangan Tak Kenal Lelah: Ibu di NTT Gadai Aset Demi Pengobatan Epilepsi Anaknya
BORONG, NTT - Di tengah keterbatasan ekonomi, seorang ibu rumah tangga bernama Florayanti Damul di Kampung Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan pengorbanan luar biasa demi kesehatan putrinya, Septiani Fellicia Ramos (3). Fellicia, yang didiagnosis menderita epilepsi sejak usia dini, membutuhkan perawatan intensif yang menelan biaya besar.
Kisah pilu ini bermula ketika Fellicia lahir dalam keadaan sehat pada tahun 2021. Namun, kebahagiaan keluarga Damul tak berlangsung lama. Saat Fellicia berusia tiga bulan, ia mulai menunjukkan gejala sakit yang mengkhawatirkan. Awalnya, ia dibawa ke sebuah klinik di Ruteng dan didiagnosis menderita TB paru. Namun, kondisi Fellicia justru semakin memburuk dengan munculnya kejang-kejang dan pingsan.
Khawatir dengan kondisi sang buah hati, Damul dan suami segera membawa Fellicia ke RSUD Ben Mboi Ruteng. Setelah pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Fellicia menderita epilepsi. Selama satu bulan penuh, Fellicia menjalani rawat inap di rumah sakit. Setelah itu, ia harus menjalani rawat jalan selama 12 bulan. Perjuangan Damul dan suami tak berhenti di situ. Setiap bulan, mereka harus menempuh jarak 45 kilometer dari Kampung Toka ke RSUD Ben Mboi untuk membawa Fellicia berobat.
Biaya pengobatan yang membengkak menjadi beban berat bagi keluarga Damul, terutama karena mereka belum terdaftar sebagai peserta BPJS pada saat itu. Demi kesembuhan Fellicia, Damul terpaksa mengambil langkah berat. Ia menjual sebidang lahan miliknya dengan harga Rp 25 juta dan menggadaikan sawah, satu-satunya sumber mata pencaharian keluarga. Namun, pengorbanan itu belum membuahkan hasil yang diharapkan. Kondisi Fellicia tak kunjung membaik.
Kini, Fellicia mengalami kelumpuhan dan kesulitan bergerak pada bagian tubuh kanannya. Kaki kanannya tidak berfungsi normal, sehingga ia tidak bisa berdiri tanpa bantuan. Dokter di RSUD Ben Mboi Ruteng menyarankan agar Fellicia menjalani terapi. Sempat mengikuti terapi sebanyak dua kali, namun Damul terpaksa menghentikan terapi karena keterbatasan biaya.
"Saya tidak bisa bekerja, apalagi saya merawat yang sakit serta memelihara kakak dan adiknya,” kata Damul dengan nada pilu.
Saat ini, Fellicia menjalani pengobatan rutin bulanan di RSUD Lehong dengan memanfaatkan fasilitas BPJS. Damul bersyukur karena setelah mengonsumsi obat epilepsi dari RSUD Lehong, kondisi Fellicia menunjukkan sedikit perbaikan. Kejang-kejang dan pingsan yang sebelumnya sering dialami Fellicia mulai berkurang. Dokter mengatakan bahwa Fellicia harus terus mengonsumsi obat selama dua tahun.
Meski demikian, keluarga Damul masih menghadapi kendala besar, yaitu biaya transportasi dari Kampung Toka ke RSUD Lehong setiap bulannya. Dengan tiga anak yang masih kecil, Damul kesulitan mencari tambahan penghasilan. Anak sulungnya baru berusia 6 tahun, Fellicia berusia 3 tahun, dan anak bungsunya masih balita.
Setiap kali serangan epilepsi datang, tubuh Fellicia mengalami kejang dan tidak dapat bergerak. Kondisi ini tentu saja membuat keluarga Damul merasa cemas dan terus berusaha mencari pengobatan terbaik untuknya. Namun, biaya pengobatan yang tinggi menjadi hambatan utama bagi mereka.
Dengan segala keterbatasan, Damul dan suami terus berjuang demi kesembuhan Fellicia. Mereka berharap ada uluran tangan dari para dermawan dan pemerintah untuk meringankan beban mereka.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Kisah perjuangan Florayanti Damul adalah cerminan dari keteguhan seorang ibu yang tak kenal lelah berjuang demi kesembuhan anaknya. Di tengah himpitan ekonomi dan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, Damul tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Fellicia.
Kisah ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kepedulian dan dukungan terhadap keluarga yang sedang menghadapi kesulitan. Semoga Fellicia segera diberikan kesembuhan dan keluarga Damul mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Damul berharap ada orang yang peduli dengan keluarga mereka, terutama untuk biaya perawatan Fellicia yang menderita epilepsi.
Daftar Bantuan yang dibutuhkan
Berikut ini adalah daftar bantuan yang bisa meringankan keluarga Damul:
- Biaya Transportasi ke Rumah Sakit
- Biaya untuk terapi
- Bantuan modal untuk usaha kecil
- Sembako