UPI Gandeng Pemprov Jabar Tingkatkan Kesadaran Gizi Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Komunitas
UPI Gandeng Pemprov Jabar Tingkatkan Kesadaran Gizi Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Komunitas
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui serangkaian program edukasi dan pengabdian yang berfokus pada peningkatan kesadaran gizi. Melalui Program Studi Gizi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), UPI aktif menyelenggarakan kegiatan edukasi yang menargetkan masyarakat luas, dengan tujuan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya gizi, kesehatan, dan tumbuh kembang anak.
Program ini merupakan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang menekankan pentingnya pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI, Didi Sukyadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini diimplementasikan melalui berbagai cara, termasuk Kuliah Kerja Nyata (KKN), Program Penguatan Profesional Kependidikan (P3K), seminar tentang kebutuhan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pelatihan penyusunan menu dan pengolahan makanan sehat yang terjangkau secara ekonomi.
UPI tidak bekerja sendiri dalam upaya mulia ini. Mereka menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk memastikan program edukasi gizi, kesehatan masyarakat, serta tumbuh kembang anak dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Bentuk kerjasama ini diwujudkan dengan menerjunkan ribuan mahasiswa ke lapangan untuk terlibat langsung dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) dan Penguatan Profesional Kependidikan (P3K).
Secara rinci, UPI mengerahkan 2.046 mahasiswa yang berasal dari 39 program studi untuk berpartisipasi aktif dalam program ini. Mereka ditempatkan di 207 lokasi yang tersebar di 15 kabupaten/kota, 71 kecamatan, dan 150 desa di seluruh Jawa Barat. Para mahasiswa ini tidak bekerja sendiri, melainkan didampingi oleh 335 dosen pembimbing dan 621 guru pamong yang memberikan arahan dan bimbingan.
Kolaborasi antara UPI, Pemprov Jabar, dosen, guru, dan mahasiswa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat dan praktik kerja lapangan, UPI berkontribusi dalam membantu pemerintah daerah dan pusat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, terutama dalam dua program prioritas, yaitu Zero New Stunting dan Zero Food Waste.
Ketua Program Studi Gizi UPI, Syifa F Syihab, menambahkan bahwa edukasi mengenai kebutuhan gizi dan optimalisasi tumbuh kembang anak dilakukan melalui pelatihan penyusunan menu dan pengolahan makanan yang terjangkau secara ekonomi. Program ini diselenggarakan di Laboratorium Kulinari dan Dietetik FPOK UPI, dengan tujuan memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pendekatan gizi dan psikologi dapat diterapkan secara praktis oleh masyarakat.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara holistik, baik dari segi kesehatan fisik maupun psikologis," ujar Syifa.
Materi yang disampaikan dalam seminar dan pelatihan edukasi gizi mencakup berbagai topik penting, seperti:
- Asupan kebutuhan gizi pada anak.
- Jenis makanan yang sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Tahap perkembangan dan pertumbuhan anak.
- Gangguan makan pada anak.
- Cara mengelola katering sehat.
- Penerapan kebiasaan konsumsi real food pada anak.
Syifa menekankan bahwa pengetahuan tentang psikologi anak dan gizi yang tepat sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan perkembangan optimal anak-anak. Dengan pemahaman yang baik tentang kedua aspek ini, diharapkan masyarakat dapat memberikan dukungan yang tepat bagi tumbuh kembang anak, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka.
Inisiatif UPI ini merupakan contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui program edukasi dan pengabdian yang terintegrasi, UPI tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera.