Menelisik Hukum dan Etika Buka Bersama: Apakah Benar Mengurangi Esensi Ibadah Puasa?
Menelisik Hukum dan Etika Buka Bersama: Apakah Benar Mengurangi Esensi Ibadah Puasa?
Buka bersama, atau yang akrab disapa bukber, telah menjadi tradisi yang mengakar kuat di kalangan umat Muslim, khususnya selama bulan Ramadhan. Lebih dari sekadar momen menyantap hidangan lezat setelah seharian menahan lapar dan dahaga, bukber menjelma menjadi ajang silaturahmi, mempererat persaudaraan, dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga, sahabat, dan kolega. Namun, di balik kemeriahan dan suka cita tersebut, muncul pertanyaan menggelitik: Apakah kegiatan buka bersama dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa? Mari kita telaah lebih dalam.
Hukum Asal Buka Bersama: Mubah dengan Segudang Keutamaan
Secara hukum, buka bersama pada dasarnya adalah mubah, atau diperbolehkan. Landasan hukum ini bersumber dari hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya: "Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya."
Hadits ini mengisyaratkan bahwa berbuka puasa adalah momen yang membahagiakan bagi orang yang berpuasa. Kebahagiaan ini semakin berlipat ganda jika dirayakan bersama orang-orang terdekat. Selain itu, dalam Islam, memberi makan orang yang berpuasa juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya: "Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Dari kedua dalil ini, jelaslah bahwa buka bersama memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Namun, perlu diingat bahwa esensi dari ibadah puasa tidak hanya terletak pada menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga diri dari segala perbuatan yang dapat merusak nilai-nilai puasa itu sendiri.
Potensi Pengurangan Pahala Puasa dalam Buka Bersama: Refleksi Diri
Buka bersama, meskipun diperbolehkan, dapat menjadi arena di mana seseorang justru melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan pahala puasanya. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi setiap Muslim yang ingin meraih kesempurnaan ibadah di bulan Ramadhan.
Berikut adalah beberapa perilaku yang perlu diwaspadai saat mengikuti buka bersama:
-
Berkata Kotor dan Dusta: Salah satu hal yang paling sering terjadi saat berkumpul adalah terlontarnya kata-kata kotor, kasar, atau bahkan dusta. Padahal, Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa orang yang berpuasa hendaknya menjaga lisannya dari perkataan yang tidak baik. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةً أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR Bukhari)
-
Ghibah (Menggunjing): Momen berkumpul juga seringkali dimanfaatkan untuk ghibah, yaitu membicarakan keburukan orang lain. Ghibah adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT dan dapat merusak pahala puasa. Rasulullah SAW bersabda:
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
Artinya: "Tahukah kamu, apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda, "Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai." (HR Muslim)
-
Melalaikan Sholat Maghrib: Adzan maghrib menjadi penanda waktu berbuka puasa. Namun, seringkali, karena asyik dengan hidangan atau obrolan, sholat maghrib menjadi terabaikan. Padahal, sholat adalah tiang agama dan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. Meninggalkan sholat maghrib dengan sengaja dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa.
Menjaga Esensi Puasa dalam Setiap Aktivitas
Buka bersama adalah kegiatan yang baik dan dianjurkan dalam Islam, selama dilakukan dengan niat yang benar dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai puasa. Hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak pahala puasa, seperti berkata kotor, ghibah, dan melalaikan sholat. Jadikan momen buka bersama sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Pada akhirnya, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui segala niat dan amalan kita. Mari kita berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan dan meraih pahala yang berlimpah dari-Nya.