Belu Targetkan Pembangunan Rumah Sakit Internasional Guna Tingkatkan Layanan Kesehatan Lintas Batas
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), di bawah kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay dan Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, yang baru dilantik pada Senin, 24 Maret 2025, memiliki ambisi besar untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, tidak hanya bagi warganya, tetapi juga bagi masyarakat negara tetangga, Timor Leste.
Salah satu langkah strategis yang tengah diupayakan adalah pembangunan rumah sakit bertaraf internasional. Bupati Willybrodus Lay mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait rencana ambisius ini. Rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi pusat rujukan medis utama bagi warga Timor Leste yang mencari pengobatan berkualitas.
"Kami berencana bekerja sama erat dengan Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan rumah sakit berstandar internasional di Belu. Tujuannya jelas, menjadikan Belu sebagai destinasi utama bagi masyarakat Timor Leste yang membutuhkan layanan kesehatan," ujar Bupati Lay.
Pembangunan rumah sakit internasional ini bukan hanya sekadar meningkatkan citra Belu, tetapi juga mempermudah akses layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Pasien dari Timor Leste tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke kota-kota besar di Indonesia atau bahkan ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.
"Jika ada warga Timor Leste yang sakit dan ingin berobat, mereka bisa langsung datang ke Belu. Rencana ini telah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Kesehatan," imbuhnya.
Selain sektor kesehatan, pemerintahan Lay-Gonsalves juga memiliki visi untuk menjadikan Belu sebagai pusat pendidikan yang menarik bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia. Lokasi strategis Belu sebagai daerah perbatasan menjadi nilai jual utama.
"Kami, bersama Bapak Vicente, bercita-cita menjadikan Belu sebagai tempat studi yang diminati. Mengapa? Karena Belu adalah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste," jelasnya.
Menurut Bupati Lay, posisi strategis Belu sebagai pintu gerbang Indonesia-Timor Leste menawarkan potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat pendidikan dan pembangunan yang signifikan. Ia meyakini bahwa kemajuan di wilayah perbatasan akan berdampak positif bagi seluruh wilayah Indonesia.
"Kami ingin membangun Indonesia, dan kita mulai dari wilayah perbatasan. Jika wilayah perbatasan sudah maju dan sejahtera, maka seluruh wilayah pasti akan merasakan dampaknya. Pertumbuhan ekonomi akan terjadi di sana," pungkasnya.
Untuk mencapai visi ini, pemerintah Kabupaten Belu berencana untuk:
- Mengintensifkan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan: Memastikan pembangunan rumah sakit internasional berjalan lancar dan sesuai standar yang ditetapkan.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor kesehatan: Melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga medis dan paramedis.
- Mempromosikan Belu sebagai destinasi pendidikan: Menarik minat mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk belajar di Belu.
- Mengembangkan infrastruktur pendukung: Memastikan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pertumbuhan sektor kesehatan dan pendidikan.
- Menjalin kerjasama dengan Timor Leste: Mempererat hubungan bilateral dan meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk kesehatan dan pendidikan.
Diharapkan dengan langkah-langkah strategis ini, Belu dapat menjadi model pembangunan wilayah perbatasan yang sukses dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia.