Ancaman Tuberkulosis Mengintai Remaja: Penjelasan dari Pakar Kesehatan IPB University
Ancaman Tuberkulosis Mengintai Remaja: Penjelasan dari Pakar Kesehatan IPB University
Tuberkulosis (TBC) menjadi perhatian serius di kalangan remaja. Data menunjukkan bahwa kelompok usia ini sangat rentan terhadap infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab utama penyakit TBC. Pakar dari IPB University memberikan penjelasan mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kerentanan remaja terhadap TBC, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Mengapa Remaja Lebih Rentan Terhadap TBC?
Menurut Dr. dr. Desdiani, Sp.P., M.K.K., M.Sc (M.Bio.Et), dosen Fakultas Kedokteran IPB University, remaja berada pada masa transisi yang unik, baik secara fisik, fisiologis, maupun psikologis. Perubahan-perubahan ini memengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka, sehingga meningkatkan risiko terinfeksi TBC dan berkembang menjadi penyakit aktif.
"Pada usia remaja, sistem imun mengalami penurunan akibat perubahan hormonal dan pertumbuhan yang pesat. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC," jelas Dr. Desdiani.
Selain faktor biologis, perilaku berisiko juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kerentanan remaja terhadap TBC. Perilaku berisiko tersebut diantaranya adalah:
- Merokok
- Konsumsi alkohol
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
Faktor-faktor tersebut dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi TBC jika sudah terinfeksi. Tak hanya itu, remaja dengan perilaku berisiko cenderung terlambat didiagnosis dan memiliki hasil pengobatan yang kurang baik. Akibatnya akan berdampak pada kesehatan mental.
Data dan Fakta TBC pada Remaja
Secara global, diperkirakan 217 juta remaja dan dewasa muda berusia 10–24 tahun terinfeksi TBC. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,8 juta kasus berkembang menjadi TBC aktif setiap tahunnya. Di Indonesia, data tahun 2022 mencatat 104.000 kasus TBC pada kelompok usia 15–24 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa TBC merupakan masalah kesehatan yang signifikan di kalangan remaja Indonesia.
Gejala TBC pada Remaja yang Perlu Diwaspadai
Mengenali gejala TBC sejak dini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Gejala TBC aktif pada remaja meliputi:
- Batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu
- Merasa lemas dan mudah lelah
- Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Demam atau keringat malam
Jika remaja mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Upaya Pencegahan TBC pada Remaja
Dr. Desdiani menekankan tiga upaya utama dalam pencegahan TBC pada remaja:
- Vaksinasi BCG: Vaksin BCG memberikan perlindungan terhadap TBC dengan merangsang sistem kekebalan tubuh.
- Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT): TPT diberikan kepada individu yang berisiko tinggi terinfeksi TBC untuk mencegah perkembangan infeksi menjadi penyakit aktif.
- Pengendalian Faktor Risiko: Mengurangi kontak dengan individu yang terinfeksi TBC dan menghindari lingkungan dengan tingkat penyebaran tinggi.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran
Edukasi dan kesadaran mengenai TBC sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit di kalangan remaja. Dengan memahami faktor risiko, gejala, dan upaya pencegahan TBC, remaja dapat melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari penyakit ini.
"Peningkatan kesadaran dan edukasi mengenai TBC di kalangan remaja adalah kunci untuk menekan angka kejadian TBC. Generasi muda yang sehat dan produktif adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya," pungkas Dr. Desdiani.
Melalui upaya pencegahan yang komprehensif dan edukasi yang efektif, diharapkan angka kejadian TBC pada remaja dapat ditekan, sehingga generasi muda Indonesia dapat tumbuh sehat dan produktif.