Lesunya Pasar Emas Cikini Jelang Lebaran: Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet Signifikan Akibat Harga Tinggi
Pasar emas Cikini, yang biasanya ramai pembeli menjelang Hari Raya Idul Fitri, kini justru mengalami penurunan omzet yang signifikan. Para pedagang emas mengeluhkan sepinya pembeli akibat harga emas yang melonjak tinggi, membuat masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan pokok.
Penurunan Omzet Mencapai 80 Persen
Oki, salah seorang pedagang emas di Cikini Gold Center, mengungkapkan bahwa omzet penjualannya anjlok hingga 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Tahun lalu, menjelang Lebaran, omzet bisa mencapai Rp 80 juta sehari. Sekarang, turun drastis," ujarnya. Kenaikan harga emas menjadi faktor utama penyebab penurunan daya beli masyarakat. Harga emas dengan kadar 70 persen kini berkisar antara Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta, melonjak tajam dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 600.000 hingga Rp 700.000.
Prioritas Kebutuhan Pokok dan Kondisi Ekonomi
Oki menambahkan bahwa masyarakat saat ini lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari daripada membeli emas. "Kondisi ekonomi yang lemah juga turut mempengaruhi. Jika gaji pekerja naik, pasti akan banyak yang membeli emas. Tapi, dengan kondisi sekarang, emas bukan lagi menjadi prioritas," jelasnya.
Pedagang Kebingungan Penuhi Kebutuhan Lebaran
Andi, pedagang emas lainnya, juga merasakan dampak yang sama. Ia mengaku omzetnya turun 50 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu. "Biasanya, pendapatan bisa mencapai belasan juta sehari menjelang Lebaran. Sekarang, menurun drastis," keluhnya. Penurunan omzet ini membuatnya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Harga Emas Melonjak Drastis
Andi menjelaskan bahwa sepinya pembeli disebabkan oleh kenaikan harga emas yang signifikan menjelang Lebaran. "Harga emas naik menjadi Rp 1,7 juta per gram. Awal Maret lalu, harganya masih Rp 1 juta per gram," ungkapnya. Kenaikan harga emas yang begitu tinggi membuat masyarakat berpikir dua kali untuk membeli perhiasan atau investasi emas.