Kisah Gina: Trauma Kejang Membuat Ibu Tunda Penghentian Obat Epilepsi Anaknya
Gwenny, seorang anak berusia hampir tujuh tahun, telah berjuang melawan epilepsi sejak usia lima bulan. Ibunya, Gina, berbagi kisah perjuangan mereka dalam mengelola kondisi ini, serta keraguan dan ketakutannya dalam menghentikan pengobatan.
Perjalanan Panjang Pengobatan Epilepsi
Gwenny didiagnosis epilepsi setelah mengalami kejang pertamanya saat masih bayi. Gina menggambarkan kejang tersebut sebagai momen yang menakutkan, di mana mata Gwenny terpaku ke satu arah, tubuhnya kaku, dan tampak seperti orang yang melamun. Setelah diagnosis, Gwenny segera memulai pengobatan dengan obat anti-epilepsi.
Pengobatan awal Gwenny menunjukkan hasil positif, dengan kejang yang berhasil dikendalikan. Namun, Gina sempat dilanda keraguan dan memutuskan untuk menghentikan pemberian obat. Keputusan ini berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan. Seminggu setelah penghentian obat, Gwenny mengalami serangkaian kejang berulang yang membuat Gina sangat terpukul dan segera membawa Gwenny kembali ke dokter.
Dokter kemudian menjelaskan risiko menghentikan pengobatan epilepsi secara tiba-tiba, termasuk potensi kerusakan saraf otak yang lebih parah. Gina diingatkan bahwa selama fungsi tubuh Gwenny seperti buang air besar dan buang air kecil berjalan normal, obat harus terus diberikan untuk mencegah kejang.
Dilema Penghentian Obat
Seiring berjalannya waktu, dosis obat Gwenny secara bertahap dikurangi hingga mencapai dosis minimal, yaitu 0,2 ml. Meskipun dokter telah menyarankan untuk menghentikan pengobatan, Gina masih merasa ragu dan takut. Trauma akibat kejang yang dialami Gwenny saat ia menghentikan obat sebelumnya masih menghantuinya.
Gina menyadari bahwa menghentikan pengobatan dapat memicu kejang kembali, dan jika itu terjadi, mereka harus memulai pengobatan dari awal lagi. Ketidakpastian ini membuatnya sangat khawatir. Ia tidak yakin apakah ia sanggup menghadapi kemungkinan kejang berulang dan proses pengobatan yang panjang dan melelahkan.
"Kalau kumat lagi, harus mulai dari awal. Dan enggak tahu kalau kumat lagi apakah saya bisa terima atau tidak. Saya bilang jangan dulu. Sampai detik ini, saya masih takut. Jangan sampai dia kambuh dan mulai dari awal lagi, kasihan," ungkap Gina.
Ketakutan dan Harapan
Gina mengakui bahwa ia merasa bersalah setiap kali memberikan obat kepada Gwenny. Ia juga takut merasa terlalu senang dan lengah jika pengobatan dihentikan. Pengalaman pahit di masa lalu membuatnya sangat berhati-hati dan tidak ingin mengambil risiko.
Saat ini, Gina masih terus mempertimbangkan pilihan terbaik untuk Gwenny. Ia berharap suatu saat nanti Gwenny dapat hidup bebas dari obat-obatan, tetapi ia juga tidak ingin mengorbankan kesehatannya. Ia akan terus berkonsultasi dengan dokter dan mencari informasi untuk membuat keputusan yang tepat.
Kisah Gina dan Gwenny adalah pengingat bahwa mengelola epilepsi adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Dukungan keluarga, informasi yang akurat, dan kerjasama dengan tenaga medis profesional adalah kunci untuk memberikan kualitas hidup yang terbaik bagi anak-anak dengan epilepsi.
Poin Penting dari Kisah Gina:
- Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan kejang berulang.
- Pengobatan epilepsi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter.
- Penghentian obat epilepsi secara tiba-tiba dapat berbahaya.
- Dukungan keluarga dan informasi yang akurat sangat penting bagi penderita epilepsi dan keluarganya.
- Trauma masa lalu dapat mempengaruhi keputusan pengobatan di masa depan.