Brain Trust Danantara: Kilas Balik Pendidikan Para Penasihat Investasi Global

Brain Trust Danantara: Kilas Balik Pendidikan Para Penasihat Investasi Global

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata (Danantara) baru-baru ini mengumumkan jajaran lengkap pengurusnya, termasuk lima anggota Dewan Penasihat yang langsung mencuri perhatian. CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa pemilihan nama-nama ini melibatkan headhunter baik dari dalam maupun luar negeri, melalui proses wawancara mendalam untuk memastikan keselarasan expertise dan visi.

"Kami dibantu oleh headhunter dalam maupun luar negeri dalam pemilihan nama-nama ini, harus melakukan interview satu per satu untuk memastikan bahwa tim yang ada ini bukan hanya expertise dan sesuai dengan bidangnya, tetapi memang mempunyai hati yang sama dengan kami," kata Rosan.

Dewan Pengawas Danantara sendiri diisi oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Muliaman Hadad, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta para menteri ekonomi dan Sekretariat Negara. Sementara itu, Dewan Pengarah dipercayakan kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Kehadiran Dewan Penasihat, yang didominasi oleh figur-figur internasional dengan keahlian mendalam di bidang bisnis dan ekonomi, semakin memperkuat fondasi Danantara.

Latar belakang pendidikan para anggota Dewan Penasihat ini pun tak kalah menarik. Mari kita telusuri lebih dalam:

Profil Pendidikan Anggota Dewan Penasihat Danantara

1. Ray Dalio

Ray Dalio, pendiri hedge fund raksasa Bridgewater Associates yang mengelola dana mencapai USD 112 miliar, menunjukkan bakatnya dalam bisnis dan investasi sejak usia dini. Lulusan Harvard Business School (MBA, 1975) dan Long Island University ini dikenal dengan filosofi investasinya yang unik dan telah menyumbangkan lebih dari USD 1 miliar untuk kegiatan filantropi. Bukunya, Principles, menjadi panduan wajib bagi para profesional di dunia korporasi.

2. Helman Sitohang

Helman Sitohang mencatatkan sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai CEO Credit Suisse Asia Pacific. Ia juga berperan penting dalam membawa Alibaba melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO) yang fenomenal. Lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini melanjutkan studinya ke University of Applied Science, Swiss, dan meraih gelar MBA.

3. Jeffrey Sachs

Jeffrey Sachs adalah pakar pembangunan berkelanjutan terkemuka dan menjabat sebagai Direktur Center for Sustainable Development di Columbia University, tempat ia juga menyandang gelar profesor ekonomi. Ia memegang berbagai posisi penting di organisasi internasional, termasuk sebagai President of the UN Sustainable Development Solutions Network dan Co-Chair of the Council of Engineers for the Energy Transition. Sachs meraih gelar PhD dalam ilmu ekonomi dari Harvard University pada tahun 1980, serta gelar MA dan BA in Economics dari universitas yang sama.

4. Chapman Taylor

Chapman Taylor adalah Equity Portfolio Manager di Capital Group sejak tahun 1994, sekaligus menjabat sebagai Research Director dan Equality Investment Analyst. Dengan latar belakang sebagai konsultan ahli di bidang perencanaan dan analis ekonomi, Taylor meraih gelar MBA in Finance dari Wharton School of the University of Pennsylvania, serta bachelor's degree in physics and theology dari Tulane University.

5. Thaksin Shinawatra

Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand, dikenal sebagai pengusaha dan ahli saham dengan kepemilikan saham pengendali di perusahaan properti SC Asset dan lainnya. Meskipun memiliki keahlian di bidang pengembangan ekonomi, Shinawatra memiliki latar belakang pendidikan di bidang politik dan hukum. Ia meraih gelar BA in Political Science di Thailand, MA in Criminal State dari Sam Houston State University, dan PhD in Criminal Justice dari universitas yang sama pada tahun 1981. Selain menjadi Dewan Penasihat Danantara, Thaksin juga pernah menjadi penasihat pribadi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Kehadiran lima tokoh dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang beragam ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang luas dan mendalam bagi Danantara dalam menjalankan misinya untuk mendorong investasi yang berkelanjutan dan inklusif.